Khilafah Fighters  

Laa 'Izzata illa bil Islam  
Walaa Islama illa bisy Syariah  
Walaa Syariata illa bid Daulah   Daulah Khilafah Rasyidah  





Locations of visitors to this page

Ada user online
Monday 29 January 2007

khilafah conference


KHILAFAH CONFERENCE OUTSTANDING SUCCESS

Sydney, Australia – Hizb ut-Tahrir Australia successfully held its first Khilafah Conference in Sydney today. Hundreds of supporters from all sections of the Muslim community packed into the White Castle Function Centre to hear a distinguished panel of local and international speakers.

Sheik Issam Amera from Palestine reminded the audience about the necessity of re-establishing the Islamic Caliphate (Khilafah) and the ramifications of its absence. Ashraf Doureihi from Sydney provided a detailed outline of the political work required to achieve the party's objective. Ismail Yusanto from Indonesia charted
some of the potential challenges to face a newly established Khilafah, whilst Maryam Brack from Sydney articulated the case for Islam as the antidote to the ills of Capitalism. The conference was concluded with the proclamation of the `Conference Declaration' (attached).

Wassim Doureihi, Media Representative of Hizb ut-Tahrir Australia, says: "The Khilafah Conference was conducted under a campaign of intimidation and misinformation. The success of this Conference demonstrates clearly the Muslim community's desire to reject any attempt at silencing the legitimate voice of political Islam."

Commenting on the calls by NSW Premier Morris Iemma, NSW Deputy Premier John Watkins and Federal Opposition Immigration Spokesperson Tony Burke for Hizb ut-Tahrir to be banned, Wassim Doureihi commented:

"It seems state and federal politicians are only interested in playing politics with security. Such politicians will need to explain why it is unacceptable for Hizb ut-Tahrir to campaign for representative government in the Muslim world, and why it is deemed a crime to oppose tyranny and oppression in the Muslim world."

Hizb ut-Tahrir will be writing to the NSW Premier, the NSW Deputy Premier, and the Federal Opposition Spokesperson on Immigration to seek a clarification of their reported views.


For more information, please contact Wassim Doureihi, Media Representative of Hizb ut-Tahrir Australia, on 0438 000 465 or media@risala.org
posted by Arief @ 22:29   0 comments
Friday 26 January 2007

Letter from Baghdad

 The message below, from Abu Abdallah (a resident of Baghdad) was read out to the demonstrators who marched to the US embassy on the 20th January to protest Bush's re-invasion ("troop surge") of Iraq and the bombing of Somalia.

Dear Brothers and Sisters

Assalamu alaikum.wa rahmatullahi wa barakatuh

I pray this letter reaches you in London. May Allah 'Azza wa Jall reward you all for making this effort regarding the crisis in Iraq. I thank Allah Ta'ala for giving me the opportunity to address you with a short message.

Before we had the tyranny of Saddam, now we have the tyranny of the occupiers and their new agents. But it is still tyranny. Under the regime of Saddam Hussein we faced much oppression. Especially those people who carried the Islamic Dawah. We were chased, beaten and murdered. Our families lived in fear. Since the fall of Saddam, things are far worse. Still we are chased and beaten and murdered, but those who do this do it for different reasons.

We have no security. People try not to leave their houses because when you leave home, you don't know if you will return. No one is safe; some of us have sent our families abroad. When you leave home, if you fail to stop at a British or US checkpoint, you could get shot or arrested and they can treat you as they like, though they are the invaders! And now Bush wants to send 20,000 more invaders, telling the world that these will bring us peace.

In truth, before the invasion and occupation, we did not have hatred and sectarian problems in Iraq. This is a creation of those who have occupied our land. They have placed one of us against the other, making us political rivals. Now they use this as their excuse to remain in Iraq.
Apart from the problems of our safety, we lack electricity, medicines, and jobs – whereas before we at least had all these things. They have destroyed this land, divided our people, established bases in our land and are stealing its resources.

On top of this we have seen the humiliating destruction of masajid and abuses against our people by the occupiers.

My dear brothers and sisters. I ask of you help from London. We ask for your dua, and some of you may send your sadaqah. But more than this I ask you to spread a message.

Tell people about the problems that we face. Make sure people know about these abuses – like in Haditha and Fallujah where so many were massacred, and Abu Ghraib. Let people know that Sunni and Shia did not hate each other before they have been placed against each other. When you hear that the people who are fighting the occupation are called terrorists – tell the people – NO. They are resisting the invader who occupies their land and steals their wealth. That is the same that anyone will do. You can be a voice for us. We ask Allah to help you with this.
We ask you also to work for the unity of the Islamic world in order to be able to stand against people who play with us to compete with each other over the share of the cake.

May Allah Subhanahu wa Tala protect you and us and bring His Victory soon.

Your brother,
Abu Abdallah from Baghdad

source : [hizb.org.uk]

Labels:

posted by Arief @ 13:37   0 comments
Saturday 20 January 2007

global war on capitalism

Sudah jamak diketahui umat manusia bahwa negeri terkuat di dunia saat ini [yang akan segera runtuh], amerika serikat, telah mengobarkan perang melawan terorisme. Perang yang bertajuk "Global War on Terrorism" dimulai sejak runtuhnya gedung kembar wtc 11/09/2001. Perang ini kemudian berkembang menjadi perang yang sepihak, semaunya, dan perang yang ngawur. Sudah banyak sekali korban yang berjatuhan, mulai dari rakyat sipil yang tidak berdosa, sampai dengan pasukan amerika serikat sendiri.

Malam ini saya melintasi jalan Ijen, salah satu jalan protokol di kota Malang. Seperti malam minggu sebelumnya, jalan ijen pasti penuh sesak dengan adanya anak - anak abg yang lagi mencari kesenangan. Mereka berkumpul dalam klub - klub motor, yang kegiatannya "cuma" keliling kota, mulai dari pukul 10 malam sampai dengan [biasanya] pukul 2 pagi. Tak lupa, pemimpin tiap tiap klub tersebut mengibarkan bendera klubnya, katakanlah "Stream Motor Club", "Malang Shogun Club", ato "Malang Ninja". Begitu setianya mereka dengan "almamater" mereka tersebut. Hiruk pikuk suasana malam tersebut bukannya dibubarkan, malah dijamin keamanannya dengan kehadiran bapak - bapak polisi. Dan, tak kalah serunya, sebuah unit mobile radio station dari stasiun radio elfara, turut membuat udara malam di jalan ijen semakin menggelora.

Jadi teringat masa sma dulu. Jika orang tua kita dalam dekade 90-an membatasi anak - anaknya untuk melakukan kegiatan malam minggu sampai pukul 9 malam saja, maka itu sudah tidak terjadi di jaman sekarang. Orang tua yang "up to date" masa kini terkesan sangat menghargai kebebasan anak - anaknya. Mereka terjebak pada pola hidup permisif yang membiarkan anak - anak mereka berkembang di jalan, tanpa ada kontrol sedikitpun.

Gaya hidup yang demikian sudah demikian jamak diadopsi sebagai gaya hidup masa kini oleh keluarga indonesia. Pacaran plus kegiatan - kegiatan pendukung pacaran seperti diatas, sudah sedemikian wajar terjadi. Hampir tidak pernah terlintas di benak masyarakat untuk berusaha memperbaiki keadaan ini. Bahkan ada juga orang tua yang bingung mendapati anaknya yang duduk di SMU tidak punya pacar.

Perang melawan [kontra] keadaan seperti ini sudah dimulai oleh sebagian umat muslim yang terpanggil untuk menyadarkan umat kepada jalan yang diridhai oleh Allah. Tentunya, yang mendukung [pro] keadaan ini memiliki kekuatan yang jauh lebih besar, yaitu media massa. Lihat saja, sinetron yang mengangkat cerita anak - anak SD yang sudah mulai bermusuh - musuhan dengan temannya sendiri, sinetrin yang mengangkat percintaan anak - anak SMP, dan masih banyak lagi. Pembentukan pola pikir melalui media seperti inilah yang ikut menyebabkan kerusakan moral masyarakat kita. Keadaan menjadi semakin parah ketika pemerintah yang [seharusnya] bertugas memenuhi dan memelihara kepentingan rakyatnya, tutup kuping dan tutup mata akan keadaan ini. Seakan - akan, semua elemen yang ada di masyarakat bersuara bulat, "mari kita sambut datangnya era baru budaya baru dan kerusakan baru".

Kekuatan media yang begitu hebat seakan menghentikan langkah penyadaran umat. Seakan - akan apa yang diperjuangkan menjadi sia - sia belaka. Tidak ! Kaum muslimin harus merapatkan barisan, harus semakin bersatu untuk melawan pengrusakan masyarakat ini. Keadaan yang sedemikian rusak ini tidak akan menyurutkan usaha - usaha para hamilud da'wah untuk terus berjuang menyerukan yang ma'ruf dan melarang yang munkar. Keadaan yang seperti ini bahkan membuat para hamilud da'wah bersyukur "Alhamdulillah, masih ada ladang untuk berjuang".

Kalau mau ditelusuri, penyebab kerusakan diatas adalah karena budaya kapitalisme. Mengapa demikian? Karena kapitalisme telah menempatkan uang sebagai sesuatu yang utama. Kapitalisme akan menggunakan segala cara untuk mendapatkan tujuan tersebut. Penggunaan riba, industri pornografi, perjudian, prostitusi, hedonisme, semua dilakukan demi tercapainya tujuan kapitalisme. Lalu, apa yang seharusnya kita perbuat sebagai orang - orang yang beriman untuk menyikapi hal ini?

Tidak ada kata lain, musuh musuh islam telah bersatu untuk memperjuangkan kapitalisme. Maka, tidak ada jalan lain bagi umat muslim selain bersatu untuk berjuang. Tentunya kita tidak mau kalah dengan amerika, mendeklarasikan Global War on Terrorism. Maka saya mengajak umat muslim untuk bersama berjuang dan mendeklarasikan :

GLOBAL WAR ON CAPITALISM

Wahai saudaraku, ingatlah janji Allah, Dzat yang Maha Benar, dalam surat At-Taubah [9]:111

إِنَّ اللّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُم بِأَنَّ لَهُمُ الجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْداً عَلَيْهِ حَقّاً فِي التَّوْرَاةِ وَالإِنجِيلِ وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللّهِ فَاسْتَبْشِرُواْ بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُم بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

[9:111] Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.

Labels:

posted by Arief @ 23:22   0 comments
Saturday 13 January 2007

US will not stop making this earth bleeding


**english_mode on

Japan World-One-And-Only-Nuclear Bombing. Korean War. Vietnam War. Palestine War. Iran-Iraq War. Gulf War. Pakistan Bombing. Afganistan Bombing. Iraq Invasion. And yesterdays Somalia Bombing.

Yes brother and sister. This evil will not stop making our earth bleeding. In the last century, their enemy is communist. They create a war to cut down the communist. Korean bomb, vietnam war, they spent much money to do this war, to eliminate communist. Once USSR collapsed, "communist" is not a threat anymore for US. US has to create new enemy. Yes, they take islam countries to be a new enemy.

In Iran - Iraq War, US support a large number of war machine to Iraq. They even making cooperation with some french biological industry to supply iraq with biological bomb. Well, poor saddam. Who support saddam fight? US. Who support saddam war? US. Who make saddam and iraqi people suffer? US. and last, who make saddam hang in the name of justice? US. Yes, US is behind all of crime in the world.

in Palestine, US support israel with money and war machine. There's an independent website which calculating the cost of war, costofwar.com . While US fight for they-call-democrazy in many countries, banning countries who have a bad reputation on democrazy, US keep his eyes clese, keep his ear deaf, and keep his mouth shut when israel torturing the freedom of palestine.

yes, brother and sister. US are evil of the world.

in Pakistan, US Intelligence, CIA create a fake report, pointing a islamic school [pesantren] as a home base of al-Qaeda. In return, 20 students were killed in a air-to-ground missile attack.

And the latest crime, US war planes have launched air strikes on Somalia killing many. In the manner of a true outlaw and in its so called "war on terror", the US government has shown that it is prepared to kill Somalis with impunity just as it is prepared to kill Afghans and Iraqis with impunity.

While its obviously GWB is a world #01 criminal, last year SBY [indonesian president] spending more than 6 milion rupiah [about USD 650.000] to make "welcome party" for GWB. I dont know how can SBY close his eyes and his ear, giving all hospitality to the
world #01 criminal.

Wake up Muslim Ummah ! You have to raise your hand, fight with all you had.
Raise up your voice from every corner of the world....Sacrifice your life,wealth,time,energy to restablish the glorious DEEN.Work for KHILAFAH. InshaAllah very soon victory will be at our disposal.Allah said in Quran, " Allah has promised, to those among you who believe and word righteous deeds, that He will of a surety, grant them in the land inheritance(Of power), as He granted it to those before them........" sura nur:55.

Ya Allah, bantu kami mendapatkan kemuliaan islam
Ya Allah, berikanlah kami kekuatan untuk menegakkan syariahmu
Ya Allah, berikanlah kami kekuatan untuk melindungi syariahmu agar tetap tegak dengan Khilafah

ALLAHU AKBAR !
this kalimah of takbeer, will make all superiority come to ALLAH, and everything in this world is inferior. Include US, which soon will be collapsed.

ALLAHU AKBAR !
this kalimah of takbeer, will always flow in our blood, keep our mind to fight everyday every night. We will take a rest, soon, in Jannah.

ALLAHU AKBAR !!!!!!!!!!!

Labels:

posted by Arief @ 07:14   0 comments
Friday 12 January 2007

Indahnya ‘Syariat’ Islam

Dalam Naungan Indahnya 'Syariat' Islam
oleh :
Apu' El Indragiry

Tulisan ini adalah untuk menanggapi opini yang dikemukakan saudara Khamami Zada (Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) di harian Seputar Indonesia pada tanggal 20 Oktober 2006, "menyoal proyek syariatisasi di beberapa daerah di Indonesia."

      Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada Nabi Muhammad saw. untuk mengatur hubungan manusia dengan Allah, dengan dirinya dan sesamanya. Suspens dari "yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, dengan dirinya dan dengan sesamanya" adalah deskripsi yang sangat jami' (komprehensif). Area ini meliputi seluruh aspek mulai dari urusan dunia sampai akhirat baik yang menyangkut dosa, pahala, surga, neraka, maupun ibadah, ekonomi, sosial politik, budaya dan pendidikan (Abdurrahman, 2002).

      Islam tidak bisa digunakan secara parsial (setengah-setengah), antara ibadah  mahdah (wajib) seperti sholat lima waktu, puasa Ramadhan dengan  kehidupan keseharian (muamalah) seperti bagaimana berekonomi secara Islam, berpolitik secara Islam. Kita tidak bisa hanya menggunakan syariat dalam tataran ibadah kepada Allah semata, lalu ketika berinteraksi dengan manusia lain seperti dalam masalah muamalah menggunakan sistem selain Islam. Pendek kata penerapan hukum-hukum Islam tidak bisa dilepaskan dari sendi-sendi kehidupan muslim dalam kesehariannya.

      Adalah sangat naif sekali apabila saudara Khamami Zada menggugat banyaknya perda-perda syariat di beberapa daerah di Indonesia. Bukankah dalam iklim demokrasi itu sah-sah saja? Banyaknya perda yang bernuansakan syariat, karena mayoritas masyarakat disana telah sadar akan pentingnya sebuah perda yang bisa merangkum aspirasi mereka selama ini. Dan tentu saja sebagai wakil dari masyarakat yang baik, beberapa pemimpin daerah menyerap dan menyaring serta memformulasikan aspirasi itu dalam bukti otentik yaitu perda syariat. Kesadaran masyarakat dibeberapa daerah seperti di Aceh, Makassar dan di Jambi adalah buah dari implementasi dari sistem terbaik yang diyakininya (QS.3 :19).

      Lalu bagaimana menanggapi diskursus pengejawantahan penerapan syariat melalui perda-perda dibeberapa daerah di Indonesia? Apakah ada dampaknya? lalu bagaimana dengan masyarakat yang bukan dari muslim. Tulisan saudara Khamai Zada hanya condong kepada sisi negatif syariat semata (syariatphobia) seharusnya beliau dengan ilmiah memaparkan apa kelebihan penerapan syariat dan sesudah diterapkan, apakah ada dampak negatifnya bagi non muslim? Tulisan beliau seolah-olah menyiratkan bahwa penerapan syariat Islam itu intoleran. Padahal secara empirik, penerapan syariat Islam dalam perda yang termaktub itu adalah solusi dari beberapa masalah masyarakat yang tidak bisa terpecahkan selama ini. Dan tidak ada pihak yang secara eksplisit menyatakan keberatan dengan diterapkannya perda syariat tersebut. 

Ada beberapa hal yang harus dikritisi dari tulisan saudara Khamami Zada :

1. Bahwa menjauhi Molimo; madon, mabuk, madat, main dan maling adalah tradisi Jawa kuno.

Adalah sangat naif sekali ketika menyatakan bahwa kewajiban menjauhi molimo adalah tradisi Jawa. seolah-olah kalimat ini menjustifikasi bahwa dalam Al-Qur'an tidak mengharamkannya, padahal secara tersurat molimo itu telah terhukumi oleh al-Qur'an.

2. Syariat Islam 'hanya'diperjuangkan oleh beberapa kelompok dakwah Islam. Pendapat ini juga sangat bertentangan dengan kewajiban menerapkan syariat Islam yang ditimpakan kepada setiap kaum muslimin atau mukallaf (orang yang dikenai hukum) (QS.3: 85).

3. Syariat Islam tidak bisa dipakai sebagai pijakan hukum formal (Al-ahkam al-qanuniyah/taqnin).

Sungguh diskursus yang sangat menggelikan, tanpa data dan referensi sama sekali. Apakah saudara Khamami Zada tidak menelisik Shirah Nabawiyah? yang di dalamnya nampak nyata bukti empirik yang tidak bisa di ganggu gugat keabsahannya, bagaimana`penerapan syariat Islam sebagai hukum formal (dalam pemerintahan). Yang dipelopori oleh Rasulullah Saw di Madinah sebagai tonggak awal peradaban Islam yang memancarkan kilauannya dari Bumi Arab sampai Cordoba (Spanyol). Pendapat Khamami Zada, bahwa syariat Islam tidak bisa di formalkan juga sangat bertentangan dengan al-Qur'an (QS.5 :50).

4. Syariat hanya 'sekedar' menjadi bagian dari hukum Nasional.

Tentu Islam tidak bisa diterapkan ditengah-tengah masyarakat secara parsial. Tapi penerapan syariat harus dilakukan secara jami' (komprehensif) menyangkut seluruh aspek dalam sendi kehidupan bermasyarakat. Islam tidak bisa dipisahkan antara kehidupan pribadi (privat/individual),

dengan masyarakat dan dengan Sang Pencipta. Dalam kesehariannya masyarakat harus bersandar pada hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. melalui Al-Qur'an dan As-Sunnah.

5. Hukum Islam harus disesuaikan dengan perubahan jaman, sehingga wajah Syariat Islam menjadi modern inklusif dan toleran.

Tentu ini pandangan 'Teologi Pluralis' yang sangat berbahaya. Menyelisik ayat yang selalu jadi acuan kaum pluralis adalah QS. 2:62 dan QS. 5:69. apakah kewajiban puasa (QS.2:183) dan kaum muslimin dikenakan kewajiban untuk menghukumi qishash (hukum bunuh bagi pembunuh) yang termaktub dalam Alqur'an QS. 2:178) ini di nafikan oleh saudara Khamami Zada dan orang-orang yang sefikrah (sepemahaman) dengan beliau? Wallahu a'lam. Sedang Frans Magnis Suseno saja secara tegas menolak 'Teolog Pluralis'. F. Magnis Suseno menegaskan "Menurut saya ini sangat lucu dan tidak serius. Ini sikap sangat menghina kalaupun bermaksud baik. Toleransi tidak menuntut agar kita semua menjadi sama, mari kita bersedia saling menerima. Toleransi yang sebenarnya berarti menerima orang lain,kelompok lain, keberadaan agama lain dengan baik mengakui dan menghormati keberadaan mereka! Toleransi justru bukan asimilasi, melainkan hormat menghormati identitas masing-masing yang tidak sama"(Husaini, opini Republika,2005). Jelas wacana yang selalu di lontarkan oleh kaum pluralis adalah untuk merusak aqidah (keimanan) umat Islam itu sendiri.

Perlunya Formulasi Syariat dengan Daulah Khilafah

Sangat aneh untuk saudara Khamami Zada ketika beliau menolak  Perda Syariat Islam, lalu bagaimana ketika beliau menikah? Apakah tidak menggunakan syariat (sistem Islam). Hukum syariat (ayat-ayat kawliyahNya) adalah sebagai sumber hukum utama bagi umat Islam, tidak bisa diambil secara sepotong-potong sesuai hawa nafsu belaka. Dibutuhkan keikhlasan (kerelaan) dan keimanan untuk berhukum kepada syariat, sebagai konsekuensi logis atas kemuslimannya. Dari pengejawantahan penerapan syariat Islam, cita-cita untuk menciptakan baldatun thayibatun wa rabbun ghafur (negari yang adil makmur dan sentosa) bisa tercapai.

Sebuah hukum tanpa pelindung ad-Dawlah (negara) yang melindungi juga akan sangat sia-sia. Karena aturan (hukum) itu perlu aparat yang menjadi penegak dan pengatur seluruh hukum yang di berlakukan. Sungguh akan hancur sebuah negeri apabila hukumnya tidak bisa menjadi solusi dan melindungi. Hanya  syariat Islam (QS. ...) yang bisa mengatur seluruh sendi kehidupan, karena telah terpapar dan termaktub dengan jelas dalam al-Qur'an dan as-Sunnah sebagai sumber utamanya. Dan hanya Daulah Khilafah seperti yang dituntunkan sang Uswah (Muhammad Saw.) yang bisa menjadi penegak syariat dan melindungi Islam.

Wallahu a'lam bi as-showab 

Aktifis 'Rumpun Melayu Pecinta Syariat' Riau tinggal di Jogja
Pegiat "Dunia Puisi Islami"

Labels:

posted by Arief @ 10:12   0 comments

AS Adalah Sekutu Abadi Israel

AS Adalah Sekutu Abadi Israel

  Oleh Apu' El Indragiry *


Dalam pekan ini serangan membabi-buta Israel telah memakan banyak korban jiwa berjumlah ratusan, baik di kawasan Palestina maupun Lebanon dan yang lebih menyedihkan lagi mayoritas korbannya adalah warga sipil yang tidak berdosa sama sekali.

Dalam menjalankan politik luar negerinya. AS selalu menggunakan standar ganda. Konflik berkepanjangan di Timur Tengah antara Palestina dan Lebanon melawan hegemoni Israel. ini juga karena andil AS yang mem-veto kecaman para anggota dewan tetap PBB atas tindakan Israel yang brutal.

Standar ganda itu pulalah yang menyebabkan Israel begitu percaya diri untuk menyerang Palestina dan Lebanon, karena Israel tahu semua tindakan dan aksinya selalu didukung oleh sobat kentalnya (Amerika Serikat). Membicarakan Israel tanpa AS ibarat sayur tanpa garam. Masyarakat dunia pasti bertanya-tanya kenapa Israel selalu dibela oleh AS? Karena AS punya kepentingan di Timur Tengah dan Israel punya peran penting  disana. Kenapa Israel begitu leluasa utnuk menggalang dukungan dari AS? Karena semua penentu kebijakan politik Bush adalah mayoritas dari keturunan kaum imigran Yahudi. Ada banyak faktor kenapa AS selalu menjadi teman mesranya Israel : pertama gerakan zionis Yahudi telah merasuki dan menggerogoti para penentu kebijakan pemerintahan AS, sehingga mau tidak mau kebanyakan kebijakan pemerintahan AS banyak disetir oleh Israel. Ini bisa di buktikan bagaimana America-Israel Public Affairs Commitee (AIPAC) bisa dengan leluasa mengetahui rahasia-rahasia negara AS. Kedua Israel sebagai pengawal AS untuk menancapkan hegemoninya di kawasan Timur Tengah, ini sangat urgent untuk melindungi kepentingan ekonomi khususnya minyak AS di kawasan ini, AS butuh negara yang bisa melindungi kepentingannya. Ketiga sokongan dari AS untuk menancapkan kukunya negeri zionis Yahudi di Palestina, melalui warga Israel yang telah menjadi penentu kebijakan pemerintahan AS. ada beberapa mitos dasar zionisme yang digunakan Israel untuk bisa menjustifikasi pendudukannya di tanah Palestina (Raplh Schoenman: 1988), pertama adalah tentang "sebuah negeri tanpa bangsa,untuk bangsa tanpa negeri" mitos yang sangat licik digunakan untuk menyebarkan fiksi bahwa Palestina adalah tanah yang masih kosong, padahal bangsa Palestina sudah menempatinya sepanjang sejarah. Kedua mitos tentang "demokrasi Israel", koran-koran dan televisi di Tel – Aviv tentang negara Israel sebagai demokrasi sejati di Timur Tengah, padahal itu tidak lebih baik daripada Apartheid Afrika Selatan. Ketiga bahwa "keamanan" sebagai kekuatan penggerak kebijaksanaan Luar negeri Israel. Keempat mitos bahwa zionisme sebagai "pewaris moral dari korban-korban Holocoust", inilah mitos yang paling tersebar dan mendalam.

Jadi sangat irrasional jika kita ingin melihat perdamaian di kawasan Timur Tengah selama Israel dan Amerika Serikat masih TTM-man (Temen-Teman tapi Mesra). Kedamaian tidak akan tercapai karena setiap tindakan Israel adalah seolah-olah tindakan Amerika Serikat itu sendiri. Meskipun dunia sudah muak dengan tingkah polah dua negara ini, tetap saja perdamaian di kawasan Timur Tengah adalah utopis selama     Israel masih berafiliasi dengan Amerika Serikat dalam menjalankan kepentingannya.

*Aktifis "Rumpun Melayu Pecinta Syariat"Riau, tinggal di Jogja
pegiat "Dunia Puisi Islami"

Labels:

posted by Arief @ 10:09   0 comments
Wednesday 10 January 2007

tentang pak YQ dan pak HNW

Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia
original source : [link]

Irwan Nugroho - detikcom

Jakarta - Ulama Mesir Yusuf Qardhawi terkagum-kagum dengan Indonesia. Sebagai negara yang mayoritas berpenduduk beragama Islam, Indonesia dapat melaksanakan demokrasi dan menghargai pluralitas.

Pernyataan Yusuf itu disampaikan Ketua MPR Hidayat Nurwahid dalam jumpa pers yang digelar usai pertemuan tertutup selama 1 jam dengan Yusuf di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (9/1/2007). Namun sayang, ulama Islam berpandangan terbuka itu tidak turut serta dalam jumpa pers.

"Bagi beliau itu hal yang membanggakan. Itulah Islam yang sebenarnya, Islam yang moderat, Islam yang membawa keunggulan peradaban. Dan itu didapatkan beliau saat berkunjung ke Indonesia," ujar Hidayat menirukan ucapan Yusuf.

[unnecessary text is removed without altering the meaning. please click original source to show complete news.]


SBY-Yusuf Qardhawi, Dari Musibah Hingga Palestina dan Irak

original source : [link]

Luhur Hertanto - detikcom

Jakarta - Ulama terkenal Timur Tengah Yusuf Qardhawi bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhyono (SBY). Ini pertemuan kedua kali bagi Yusuf dan SBY. Sejumlah hal dibahas, dari musibah yang terulang di Indonesia hingga masalah Palestina dan Irak.

Yusuf merasa prihatin dengan musibah yang datang silih berganti di Indonesia. "Sebagai muslim, bila saudara kami menderita, maka kami juga merasakan hal yang sama," kata ulama yang bukunya banyak beredar di toko-toko buku di Indonesia ini.

Menurut Yusuf, Indonesia memiliki peran besar terhadap Irak, antara syiah dan sunni. Indonesia juga memainkan peran yang bisa mempengaruhi Iran. "Apa yang terjadi di Irak, Indonesia punya potensi terhadap negara Arab ," kata Yusuf. "Kami berbicara masalah Palestina dan Irak secara umum," imbuh dia.

Ditanya mengenai sikap Indonesia terhadap Irak, Yusuf mengatakan, "Presiden bicara masalah Palestina dan Irak. Foksunya adalah masalah Irak. Yang terjadi di Irak bahaya dan harus ada yang bisa mempengaruhi internal irak,"
kata dia. 

Pada kesempatan itu, Yusuf juga menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah dengan ulama. "Dalam sejarah Islam, ulama juga memimpin karena ulama punya potensi untuk menjadi pemimpin. Seperti Abu Bakar, Umar, mereka pemimpin yang juga ulama. Kalau pemimpin saleh seperti Umar bin Abdul Azis,
ulama ingin dekat. Jika pemimpin zalim, maka ulama enggan mendekat. Presiden SBY ingin mendekat saya. Dia mengundang saya untuk mendengar nasihat saya. Ini prakarsa terpuji.


Dino juga menjelaskan SBY dan Yusuf juga membahas masalah Irak. "Presiden prihatin terhadap masalah Irak yang terus tidak stabil, kekerasan dan konflik terus berlangsung," ujar dia. (lh/asy)

[unnecessary text is removed without altering the meaning. please click original source to show complete news.]


Hidayat Harap Yusuf Qardhawi Dapat Perbaiki Citra Indonesia
original source : [link]

Muhammad Nur Hayid - detikcom

Jakarta - Ulama besar Mesir Yusuf Qardhawi bertandang ke Indonesia. Selain bertemu Presiden SBY, ulama kelahiran 1926 itu juga bertemu Ketua MPR Hidayat Nurwahid.

Hidayat berharap pertemuan dengan Yusuf Qardhawi dapat memperbaiki citra Indonesia di mata dunia Islam. Sebagai ulama yang berpengaruh, Yusuf juga dinilai mampu memperbaiki citra Islam di mata Barat yang menganggap Islam identik dengan terorisme.

"Kehadiran beliau diharapkan dapat mengkampanyekan Islam moderat yang selama ini ada di Indonesia sekaligus mengkampanyekan Islam adalah agama yang tidak bertentangan dengan demokrasi," kata Hidayat saat ditemui di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (9/1/2007).

Qardhawi adalah ulama yang berpandangan terbuka dan berpandangan positif pada pendidikan modern. Enam dari tujuh anaknya menuntut ilmu umum di Inggris dan AS. Hanya seorang anaknya yang mengail ilmu di Universitas Darul Ulum Mesir.(ken/nrl)


[unnecessary text is removed without altering the meaning. please click original source to show complete news.]

komentar kfighters
komentar ini insyaAllah tidak dalam rangka membenci seseorang, yaitu Bpk. Yusuf Qardhawi maupun Bpk. Hidayat Nur Wahid. komentar ini insyaAllah hanya untuk mengkritisi pemikiran, perkataan dan pernyataan beliau -

menurut Bpk Yusuf Qardhawi [selanjutnya disebut YQ], indonesia mampu melaksanakan demokrasi dan menghargai pluralitas. demokrasi? saya serukan bagi pak YQ, dan kaum muslimin yang mempercayai bahwa sistem demokrasi adalah yang terbaik untuk diterapkan di dunia ini, agar mengkaji lebih dalam dengan mata terbuka, tentang hakikat demokrasi itu sendiri.

bukankah di dalam demokrasi, dalam banyak bentuknya, entah itu demokrasi terpimpin, demokrasi pancasila, atau demokrasi2 yang laen, terdapat kaidah "dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat" ? dari sini saja dapat disimpulkan bahwa rakyat dapat menentukan nasibnya sendiri, termasuk, melanggar hak Allah, yaitu membuat hukum. dengan bolehnya membuat hukum ini, maka bukan tidak mungkin, bahkan banyak buktinya, yang haram jadi halal, dan sebaliknya, yang halal jadi haram.

sebutan "ulama islam berpandangan terbuka" untuk pak YQ mungkin dianugerahkan oleh pers, tangan tangan dingin kau kapitalis, sebagai penghargaan bagi pak YQ yang merupakan salah satu ulama yang membolehkan, bahkan memperjuangkan, agar sistem demokrasi yang melanggar hak Allah tersebut diterapkan di setiap negeri kaum muslimin.

[.... ada yang berbisik di kepalaku.... pak yusuf ... eling pak....]

nggak mau kalah dengan pak YQ, pak Hidayat NW [selanjutnya disebut pak HNW] menirukan ucapan pak YQ "Itulah Islam yang sebenarnya, Islam yang moderat" .... pak HNW, please explain to me ... what is the meaning of islam moderat ? apakah islam yang mau terbuka, yang mau menerima sistem kufur dengan tangan terbuka, yang mau memperjuangkan nasib kaumnya lewat parlemen? atau yang lain? atau cuma ikut2an mengamini agenda barat yang ingin memecah belah islam menjadi islam moderat dan islam tidak moderat?

keluar pula ucapan yang "sangat menyentuh" dari pak YQ, "Sebagai muslim, bila saudara kami menderita, maka kami juga merasakan hal yang sama" .  serta merta ingatan saya tertuju pada 2 muslimah yang tertembak di daerah gaza, kaum muslimin yang terkena pecahan mortir, terkepung di sebuah desa di pedalaman iraq sesaat sebelum meregang nyawa. T_T. pak YQ yang baik, cukupkah kita hanya merasakan derita mereka? haruskah kita hanya duduk terdiam sambil meneteskan airmata melihat mereka? sudahkah kita memaksimalkan usaha, pikiran, materi, daya dan upaya yang kita punyai untuk mengentaskan keadaan ini? apakah memberikan political statement sudah cukup?

pada pertemuan antara pak YQ dan pak SBY, salah satu isu penting menurut pak YQ adalah pentingnya  kerjasama antara pemerintah dan ulama.  pak YQ menceritakan bagaimana dunia islam dipimpin oleh pemimpin sekaligus ulama seperti Abu Bakar dan  Umar. jika pemimpin saleh, ulama ingin dekat. jika pemimpin zalim, ulama enggan mendekat. Di dalam islam, pemimpin adalah ulama [definisi ulama adalah pewaris para nabi, orang yang paling takut kepada Allah, dan sudah pasti luas tsaqofahnya]. untuk menjadi pemimpin, seseorang harus tahu hukum Islam, dan terikat kepada hukum islam tersebut. ini adalah syarat yang mutlak dipenuhi. dengan kata lain, pemimpin haruslah seorang ulama, tidak boleh ada pemimpin yang tidak tahu hukum, apalagi tidak mempunyai rasa takut kepada Allah. jadi menurut saya, pemimpin dan ulam adalah sebuah entity yang sama, tidak boleh terpisah.

pak HNW kemudian menilai bahwa pak YQ adalah ulama yang berpengaruh yang mampu memperbaiki citra islam di dunia barat yang identik dengan terorisme.  pak HNW juga berharap kehadiran pak YQ  dapat mengkampanyekan  islam moderat yang selama ini ada di indonesia sekaligus mengkampanyekan islam adalah agama yang tidak bertentangan dengan demokrasi. titel teroris yang di hadiahkan oleh barat kepada islam rupanya membuat pak HNW dan [mungkin] pak YQ, ketakutan dan mencoba
menggeleng-gelengkan kepala sambil berteriak "No.. sir !!! we're not teroris !! please believe us... ". bukankah seharusnya pak HNW dan pak YQ berteriak "sapa yang teroris? lu apa gw? lu bunuh banyak muslim man!!"

[basa_gaul_mode = on :p].

coba kita telaah lebih dalam, definisi teroris. kejam? suka bunuh manusia? suka ngrusak gedung? kalau memang benar ada sekelompok kaum muslimin yang tidak suka dengan ketidak adilan di dunia ini, kemudian membunuh sekitar 3000 orang + merusak dan meruntuhkan twin tower wtc di NYC. atas dasar kejadian itu, yang notabene dipertanyakan kebenarannya oleh orang orang barat sendiri, pihak barat, yang diprakarsai amerika dan inggris, strike back. mereka mulai asal tembak, dan afgan, iraq jadi korban. tak kurang dari 650.000 kaum muslim di iraq meninggal menjadi korban kekejaman ini. tak ketinggalan kota baghdad rata dengan tanah.

lalu puluhan santri di pesantren yang ada di pedalaman pakistan, dihabisi dengan satu rudal yang tidak bisa memilih kata tidak ketika ditugaskan untuk mengakhiri puluhan nyawa yang tidak berdosa tersebut. lalu kabar terbaru, di bombing pesawat pesawat amerika juga ditugaskan untuk meluluh lantakkan daratan somalia. semua atas dasar apa ? "War on Terror"? sebuah phrase yang digunakan amerika dan sekutunya untuk melegalkan tindakan kejam mereka menghancurkan negeri negeri kaum muslimin.

lalu apakah kita harus berlindung di atap rumah kita, angkat telpon, lalu bilang kepada para penjajah penjajah tersebut .."sir, please forgive us, we're not terroris, so please stop bombing us, and we'll help you catch those so-called-terrorist..... we'll be your servant, and please comand us anything as you like...."....

bukankah seharusnya kita semua -kaum muslimin- berteriak bersama "hoi ! mbah-nya teroris teriak teroris! rampok teriak maling! sapa yang teroris, huh? bush teroris laknatullah, segera angkat kaki dari negeri negeri kami! bumi ini tak layak untuk kau huni! mulutmu yang berdarah darah tak layak untuk berkata kau teroris! angkat kaki dari tanah kami, atau kamu akan mendapatkan perangmu !!!!"

pak YQ, pak HNW, sorry yak, saya tinggal ngomel :D.

[serius_mode = on]

Wahai Kaum Muslimin.
Masalah masalah yang terjadi sekarang di seluruh negeri negeri kita menuntut kita untuk bergerak. Sudah bukan waktunya lagi bagi kita untuk berdiam diri. Kembalikan semua kepada islam. Mari kita tegakkan hukum Allah di bumi Allah ini. Syariah akan menyelesaikan semua masalah. Dengan Islam kaum muslimin akan hidup dengan mulia. Tegaknya Islam mengharuskan tegaknya Syariah. Kita semua Kaum Muslimin memerlukan sebuah sistem yang menjamin tegakknya Syariah. Sistem itu bukan demokrasi, bukan pula kerajaan. Sistem itu adalah sistem Daulah Islam, Khilafah yang sesuai dengan manhaj kenabian. Maka, wahai kaum muslimin, kuatkan tanganmu, tegakkan langkahmu, jernihkan pikiranmu, sampaikanlah kabar baik ini, bahwa Islam akan kembali, Khilafah akan berdiri, kehormatan kaum muslim akan terlindungi....

ALLAHU AKBAR !!!
ALLAHU AKBAR !!!
ALLAHU AKBAR !!!

Labels:

posted by Arief @ 18:38   5 comments
Saturday 6 January 2007

..5 dari 100..

5 dari 100 Pelajar DKI Lakukan Seks Pranikah
 
Kamis, 4 Januari 2007
DEPOK, WARTA KOTA- Lima dari seratus pelajar setingkat SMA di Jakarta melakukan seks pranikah.  Pola pacaran yang dilakukan antara lain mulai berciuman bibir, meraba-raba dada, menggesekkan alat kelamin (petting) hingga berhubungan seks. Perilaku seks pranikah itu pun erat kaitannya dengan penggunaan narkoba di kalangan para remaja. Tujuh dari 100 pelajar SMA pernah memakai narkoba.
Hal itu dikemukakan oleh Rita Damayanti yang kemarin menyampaikan hasil penelitiannya untuk meraih gelar doktor pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI). Dia meneliti 8.941 pelajar dari 119 SMA/sederajat di Jakarta.
Menurutnya, perilaku seks pranikah itu cenderung dilakukan karena pengaruh teman sebaya yang negatif. Apalagi bila remaja itu bertumbuh dan berkembang dalam lingkungan keluarga yang kurang sensitif terhadap remaja. Selain itu, lingkungan negatif juga akan membentuk remaja yang tidak punya proteksi terhadap perilaku orang-orang di sekelilingnya.
Bahkan, remaja yang merasa bebas dan tidak terkekang, ternyata lebih mudah jatuh pada perilaku antara, yaitu merokok dan alkohol. Ujung-ujungnya dari perilaku antara itu, pelajar akan berperilaku negatif seperti mengonsumsi narkoba dan melakukan seks pranikah.
Untuk menangani masalah tersebut, Rita menyarankan sekolah agar memberikan informasi yang intensif kepada siswanya tentang kesehatan reproduksi. Selain itu, kegiatan yang dilakukan remaja harus terus dipantau dan dibimbing orangtua. Remaja yang bertanggung jawab dan paham dengan tujuan hidupnya, juga bisa tergelincir pada pertemanan negatif.  "Back to basic, cintai anak-anak, beri perhatian yang cukup, dan penuhi kebutuhan psikologisnya. Pola asuh yang positif akan membentuk anak-anak menjadi lebih tangguh," ucapnya.
Dalam penelitiannya,  Damayanti menyebutkan bahwa  berpacaran sebagai proses perkembangan kepribadian seorang remaja karena ketertarikan antarlawan jenis. Namun, dalam perkembangan budaya justru cenderung permisif terhadap gaya pacaran remaja. Akibatnya, para remaja cenderung melakukan hubungan seks pranikah.
Berdasarkan penelitiannya, perilaku remaja laki-laki dan perempuan hingga cium bibir masih sama. Akan tetapi, perilaku laki-laki menjadi lebih agresif dibandingkan remaja perempuan mulai dari tingkatan meraba dada. Seks pranikah yang dilakukan remaja laki-laki pun dua kali lebih banyak dibandingkan remaja perempuan. (tan)
PERILAKU PACARAN REMAJA SLTA DI JAKARTA*
Perilaku Pola Pacaran| Perempuan| Laki-Laki| Total
                                (%)           (%)         (%)
Ngobrol, Curhat         97,1         94,5          95,7
Pegangan tangan       70,5         65,8          67,9
Berangkulan              49,8         48,3          49,0
Berpelukan                37,3          38,6         38,0
Berciuman pipi           43,2         38,1          40,4
Berciuman bibir          27,0         31,8          20,5
Meraba-raba dada       5,8          20,3          13,5
Meraba alat kelamin    3,1          10,9            7,2
Menggesek kelamin    2,2            6,5            4,5
Melakukan seks oral    1,8            4,5            3,3
Hubungan seks          1,8             4,3           3,2
*Hasil Penelitian Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rita Damayanti


Sumber: Warta Kota

====================
Komentar kfighters :
Kejadian seperti ini semakin hari tidak menampakkan tanda - tanda akan berkurang. Semakin hari, tingkat dekadensi moral anak muda semakin meningkat. TV, movies, orang tua yang tak acuh, lingkungan yang keras, adalah beberapa penyebab keterpurukan ini. Apakah cuma itu?
Mari kita tarik lagi, kita runut lagi penyebabnya. Siapa yang mengatur tayangan tv? Siapa yang mengatur materi movies ? Siapa yang turut membuat lingkungan di sekitar kita tidak nyaman? Ya, pemerintah.
Oops! jangan menjustifikasi buta seperti itu dunk! Ada apa dengan pemerintah? Apa yang salah dengan pemerintah ? Tentu saja, kebijakannya. Apa yang membuat pemerintah seperti macan ompong ketika melihat tayangan tv yang potensial secara langsung mendidik - adik adik, anak - anak kita yang masih duduk di SMP, berpelukan dengan lawan jenis? Apa yang membuat pemerintah duduk diam membisu dengan terbitnya majalah - majalah yang triple-x-rated?
Tentu saja, obviously .... salah satu komponen Hak Asasi Manusia, Hak menyampaikan pendapat. Hak yang diusung oleh HAM ini sangat jelas menggiring manusia kepada dunia tak berbatas, semua halal, semua boleh, semua ok sesuai isi hati dan nafsunya.
Akankah kita ikut - ikutan terjebak, apalagi mengkampanyekan pemikiran ini, yang sudah jelas ujungnya - yaitu kehancuran tataran hidup manusia? Akankah kita hanya duduk diam membiarkan virus itu menyebar menjangkiti seluruh tubuh kita - kaum muslimin?
Wahai kaum muslimin,
Sudah saatnya kita semua turun membumi untuk berfungsi sebagai kaspersky [antivirus] dan membasmi semua virus yang ada di masyarakat. Akankah kita merasa berkecukupan dengan hanya memperbaiki diri sendiri saja tanpa sedikitpun bergerak untuk berdakwah? Ingat saudaraku, agama ini adalah agama dakwah.
"Barangsiapa tidak memperhatikan (memikirkan) masalah kaum Muslimin, maka dia bukan dari golongan mereka" (HR Baihaqi)

Labels:

posted by Arief @ 10:21   0 comments

Buletin Al-Islam Edisi 336

REFLEKSI AKHIR TAHUN 2006
Buletin al-Islam Edisi 336

Tahun 2006 baru saja berakhir. Fajar tahun 2007 pun telah terbit. Banyak peristiwa sosial, ekonomi, politik, budaya dan sebagainya yang telah terjadi di sepanjang tahun ini.

Setidaknya, ada 7 isu terhangat pada tahun 2006, yang perlu diberi catatan, sebagai berikut.

1. Kesejahteraan rakyat.

Selama tahun 2006, kondisi kesejahteraan rakyat secara umum masih memprihatinkan. Jumlah rakyat miskin makin bertambah. Menurut BPS tahun 2005 mencapai 35 juta orang lebih. Tahun 2006 meningkat menjadi 39,05 juta orang. Namun, dengan menggunakan standar kemiskinan Bank Dunia, yakni penghasilan kurang dari 2 US$ perkepala perhari, jumlah orang miskin adalah lebih dari 110 juta orang. Tidak sedikit rakyat negeri ini harus makan nasi aking atau gaplek karena harga beras makin tak terjangkau.

Sementara itu, Pemerintah berencana meningkatkan kembali utang negara. Terakhir, terdengar ada usulan utang yang secara keseluruhan bernilai 35 miliar dolar AS. Jika benar diwujudkan, dipastikan utang itu akan makin menambah beban. Untuk tahun 2006 ini saja, cicilan dan bunga utang sudah lebih dari 30% besaran APBN, lebih besar dari total anggaran untuk pendidikan, kesehatan dan pertahanan.

2. Bencana alam.

Sepanjang tahun 2006, negeri ini diwarnai oleh banyak bencana. Yang terbesar adalah gempa yang menggoncang Yogyakarta dan sekitarnya pada 27 Mei 2006, disusul tsunami kecil yang melanda Pangandaran, dan yang terlama adalah kasus lumpur panas PT Lapindo Brantas yang menenggelamkan beberapa desa di Porong Sidoarjo. Selain itu, ada puluhan bencana lain berupa banjir dan longsor sebagaimana yang saat ini tengah melanda sejumlah kawasan di Sumatera Utara dan Aceh. Di luar kritik atas lambannya Pemerintah dalam merespon setiap bencana ini, serta tidak adanya upaya pembelajaran dari tiap bencana guna mengantisipasi kemungkinan bencana di masa mendatang, bencana tersebut juga menyisakan sebuah ironi. Kita sering diajak berdoa agar terhindar dari segala bencana. Namun, mengapa pada saat yang sama kita tidak juga mau tunduk dan taat kepada Allah? Buktinya, hingga kini masih sangat banyak larangan Allah (zina, riba, judi, pornografi, kezaliman, ketidakadilan, korupsi dan sebagainya) dilanggar; juga masih sangat banyak kewajiban dari-Nya (penerapan syariah, zakat, hukuman, shalat, haji, dan sebagainya) yang tidak dilaksanakan. Pertanyaannya, perlukah ada bencana yang lebih besar lagi untuk menyadarkan kita agar segera tunduk dan taat kepada Allah?

3. Penjualan aset negara.

Di tengah keperluan untuk membiayai pembangunan, aset-aset milik negara justru terus dijual kepada perusahaan-perusahaan asing. Pada tahun 2006, persisnya bulan Maret, Pemerintah memutuskan menunjuk Mobil Cepu Limited (MCL) sebagai lead operator Blok Cepu, salah satu sumber migas terbesar di Tanah Air. Sebagaimana diketahui, MCL merupakan anak perusahaan Amerika Exxon Mobil Oil Indonesia (EMOI). Keberatan dari berbagai kalangan akan keputusan itu, serta kesediaan Pertamina yang telah berulang-ulang dinyatakan, tidak digubris oleh Pemerintah. Pengelolaan tambang emas di bumi Papua masih tetap dikuasai PT Freeport. Pengelolaan gas di blok Natuna alpha delta juga dikuasai Exxon dengan bagi hasil 100:0. Artinya, Pemerintah hanya mendapat 0%. Inilah fakta yang makin menguatkan kenyataan bahwa negeri ini tidaklah memiliki kedaulatan atas pengelolaan sumberdaya alamnya sendiri.

Kenyataan buruk ini hanya mungkin terjadi akibat adanya campur tangan besar dari pemerintah AS dan adanya para komprador di dalam negeri yang bekerja untuk kepentingan asing demi sejumlah imbalan untuk kepentingan pribadi. Tuntutan sejumlah kalangan pada tahun 2006 untuk meninjau ulang kontrak-kontrak pertambangan yang dibuat pada masa Orde Baru dan disinyalir sarat KKN, seperti Freeport dan Newmont, tidak digubris.

4. Korupsi.

Korupsi masih menjadi masalah akut Indonesia. Demikian ganasnya korupsi di Indonesia, dana bantuan bencana dan bantuan untuk orang miskin seperti raskin (beras untuk orang miskin) juga dikorup. Namun, pada tahun 2006 tidak terlihat ada pejabat atau mantan pejabat yang diajukan ke pengadilan. Pemberantasan korupsi masih terlihat seperti 'tebang pilih'. Misalnya, sejauh ini belum terlihat para pengemplang BLBI dan para pejabat yang bertanggungjawab yang telah merugikan negara ratusan triliun diadili.

5. Pornografi-pornoaksi.

Pada tahun 2006 pornografi dan pornoaksi makin marak. Di antaranya ditandai dengan terbitnya majalah Playboy. Pembahasan RUU Antipornografi pornoaksi (APP) yang diharap akan bisa menjadi payung hukum guna menyelesaikan masalah ini, justru makin tidak jelas nasibnya. Di tengah ketidakmenentuan suasana, terkuaklah skandal seks anggota DPR secara sangat tidak terhormat. Sayang, skandal ini—yang diyakini bagaikan fenomena gunung es, karena sesungguhnya sangat banyak anggota parlemen lain yang juga melakukannya—tidak mendapat perhatian secara semestinya. Alih-alih merespon praktik-praktik permesuman itu, Pemerintah malah lebih sigap menanggapi tindakan poligami yang dilakukan Aa Gym, padahal poligami adalah perkara yang dibolehkan oleh syariah Islam. Dengan dalih melindungi kaum perempuan, Pemerintah bahkan berencana akan merevisi UU Perkawinan dan PP yang akan memperketat praktik poligami. Jika semua ini dilakukan Pemerintah—seperti yang dinyatakan oleh Presiden—sebagai moral obligation, bukankah pornografi-pornoaksi serta praktik perzinaan dalam segala bentuknya yang harus ditumpas habis? Mengapa semua itu malah dibiarkan? Mengapa perzinaan malah justru difasilitasi melalui program kondomisasi?

6. Perda syariah.

Di tengah-tengah berbagai krisis yang tengah melanda bangsa ini, upaya sekitar 50 kota/kabupaten di Indonesia untuk menerbitkan perda guna menyelesaikan berbagai persoalan seperti miras, maksiat, busana Muslim, baca al-Quran dan sebagainya mestinya mendapat respon yang baik. Namun, ada sekitar 56 anggota DPR yang mayoritas berasal dari Fraksi PDS yang menuntut agar perda-perda yang dikatakan berbau syariah itu segera dicabut karena meresahkan, bertentangan dengan konstitusi dan memecah-belah NKRI.

Secara prosedural, perda-perda itu lahir melalui proses politik yang absah. Jika asumsi demokrasi bahwa wakil rakyat adalah representasi suara rakyat, maka perda-perda itu lahir sebagai aspirasi masyarakat, dan dihasilkan melalui proses demokratis. Secara empiris, perda-perda itu juga diperlukan dan faktanya telah memberikan hasil yang baik. Perda Zakat di Kab Bulukumba, misalnya, telah meningkatkan PAD di sana dari Rp 9 miliar menjadi Rp 90 miliar. Bahkan perda larangan miras telah menurunkan kriminalitas sampai 80%.

Mendagri M. Ma'ruf, dalam dialog dengan para ulama dalam forum Rakernas MUI 24 Juli 2006 lalu secara eksplisit justru meminta semua pihak untuk tidak lagi mempersoalkan keberadaan perda-perda tersebut. Bahkan Mendagri menghimbau agar MUI "mendampingi pemda dalam penyusunan perda-perda". Perda-perda itu juga tidak menyerukan disintegrasi.

Perda-perda itu dibuat justru untuk mewujudkan ketertiban masyarakat sebagaimana dinyatakan oleh Mendagri M. Ma'ruf di atas. Lebih dari itu, dari penerapan perda yang sebagiannya sudah dilaksanakan lebih dari lima tahun itu, tidak pernah terdengar keresahan yang dimaksud. Ternyata yang terjadi justru sebaliknya, perda-perda itu sampai sekarang terus didukung masyarakat, termasuk oleh warga non-Muslim.

7. Intervensi asing.

Sepanjang tahun 2006 ini kita merasakan derasnya arus intervensi asing, khususnya yang dilakukan oleh negara-negara adidaya seperti AS dan Inggris. Di bidang politik diantaranya bertujuan untuk menjaga agar Indonesia tetap dikuasai oleh kekuatan politik yang sealiran dengan kepentingan AS. Dalam jumpa pers di bulan Maret 2006, Menlu AS Condoleezza Rice menyatakan demokrasi di Indonesia sudah matang dalam menangani kemungkinan kehadiran kelompok garis keras. Rice menyatakan sepakat untuk meningkatkan kerjasama dalam bidang militer dengan Indonesia "termasuk IMET" (14/03/06). Rice juga meminta agar Indonesia menjadi partisipan dalam PSI (Pro-liferation Security Initiative). Menhan AS Donald Rumsfeld (6 Juni 2006), sama-sama berupaya untuk meyakinkan (baca: menekan) Pemerintah Indonesia untuk bergabung dalam PSI.

Pada rapat paripurna DPR, 7 Maret 2006, Pemerintah dan DPR meratifikasi dua konvensi internasional soal pemberantasan terorisme dan menyetujuinya menjadi undang-undang, yaitu: Konvensi Internasional Pemberantasan Pengeboman oleh Teroris Tahun 1997 (International Convention of the Supression of Terrorist Bombings 1997) dan Konvensi Internasional Pemberantasan Pendanaan Terorisme Tahun 1999 (International Convention of the Suppression of the Financing of Terrorism 1999). Indonesia semakin terikat secara internasional dalam program perang global melawan terorisme. Ini menyiratkan Pemerintah dan DPR secara sadar dan sengaja mengikatkan diri dengan perang melawan terorisme atau dengan AS khususnya.

Yang paling menghebohkan pada tahun 2006 tidak lain adalah kedatangan Presiden Bush pada 20 November lalu. Protes dan gelombang penolakan datang dari berbagai kalangan. Namun, semua itu tidak digubris. Dengan penerimaan Bush ini, sesungguhnya telah diproklamirkan bahwa Pemerintah Indonesia adalah sekutu AS. Bush tanpa sungkan menyebut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai sahabat.

Rekomendasi

Berkenaan dengan kenyataan di atas, Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan:

1.       Menilik berbagai persoalan yang timbul di sepanjang tahun 2006 dapat disimpulkan ada tiga faktor utama di belakangnya, yakni alam, sistem dan manusia termasuk kepemimpinan. Gempa bumi, tsunami dan gunung meletus dan bentuk bencana lainnya adalah sunnatullah yang terjadi atas qudrah dan irâdah Allah. Menghadapi bencana semacam ini, kita hanya bisa bersabar sambil berdoa agar tidak terjadi lagi pada masa datang.

2.       Kemiskinan, korupsi, pornografi-pornoaksi, intervensi asing dan berbagai bentuk kezaliman sepenuhnya terjadi karena pilihan manusia dalam menata berbagai aspek kehidupan. Pemimpin yang tidak amanah dan sistem yang buruk, yakni sistem Kapitalisme-sekular ditambah lemahnya moralitas individu, telah terbukti menjadi pangkal munculnya persoalan di atas. Oleh karena itu, jika kita ingin sungguh-sungguh lepas dari berbagai persoalan di atas, maka kita harus memilih sistem yang baik dan pemimpin yang amanah. Sistem yang baik hanya mungkin datang dari Zat Yang Mahabaik. Itulah syariah Allah. Sementara itu, pemimpin yang amanah adalah yang mau tunduk pada sistem yang baik itu.

3.       Di sinilah esensi seruan "Selamatkan Indonesia dengan Syariah". Hanya dengan sistem berdasar syariah yang dipimpin oleh orang amanah saja Indonesia benar-benar bisa menjadi baik. Insya Allah!

'Ala kulli hâl, marilah kita segera menyambut seruan Allah SWT: 

] يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ[   

[Wahai orang-orang yang beriman, sambutlah seruan Allah dan Rasul-Nya jika dia menyeru kalian menuju sesuatu yang dapat memberikan kehidupan bagi kalian. (QS al-Anfal [8]: 24). []


Komentar al-Islam:

Zikir Nasional Sambut Tahun Baru (Republika, 2/1/2007).

Zikrullah (mengingat Allah) yang sebenarnya adalah dengan mengikatkan diri dengan syariah-Nya dalam seluruh aspek kehidupan.

 

Labels:

posted by Arief @ 06:44   0 comments
Tuesday 2 January 2007

vonis mati

MENANTI VONIS MATI
UNTUK BUSH DAN BLAIR

Andaikata Hukum Nurenberg diperlakukan sekarang, setiap presiden AS pasca perang harus digantung. [Noam Chomsky]

Akhirnya, Pengadilan Tinggi Irak—di bawah pendudukan AS—menjatuhkan vonis hukuman mati untuk Saddam Hussain. Mantan diktator Irak ini dianggap bertanggung jawab dalam kasus pembunuhan 148 warga Syiah di Dujail. Saddam juga akan segera memasuki proses pengadilan kedua dengan dakwaan pembunuhan ribuan warga Kurdi.

Vonis hukuman mati ini segera disambut pro dan kontra. Bush menganggapnya sebagai jasa tentara AS di Irak. Hal ini tampak dalam pernyataannya, "Hal ini tidak akan terjadi kalau tidak berkat tentara AS ." Kembali Bush mengaitkan peristiwa ini sebagai momen penting demokrasi di Irak. Hal yang senada diungkapkan oleh John Howard, koalisi AS di Irak. Adapun Inggris dan negara Eropa lainnya, meskipun setuju dengan pengadilan ini, tidak mendukung hukuman mati. Sebab, Eropa memang memiliki kebijakan menentang hukuman mati.

Semua ini menunjukkan adanya pesan yang jelas, yang ingin disampaikan oleh Barat, bahwa pelaku pembunuhan massal harus bertanggung jawab, diseret ke pengadilan, dan dijatuhi hukuman mati. Tentu, kita setuju dengan pesan ini. Namun, pesan ini seharusnya berlaku sama bagi siapapun dan negara manapun, yang telah melakukan pembunuhan masal terhadap rakyat sipil. Karena itulah, kita pantas mempertanyakan: bagaimana dengan Bush dan Blair?

Bush dan Blair harus bertanggung jawab atas pembunuhan massal terhadap rakyat Afganistan dan Irak. Di Afganistan, ribuan rakyat sipil terbunuh oleh tentara AS. Di Irak, menurut laporan Universitas John Hopkins, perang telah membunuh lebih kurang 650 ribu rakyat sipil. Pembunuhan ini pun terus berlangsung, baik akibat serangan pasukan AS dan sekutunya, tentara pemerintah boneka Irak, atau konflik horisontal. Yang jelas, siapapun pelakunya, AS tetap harus bertanggung jawab, karena secara defacto AS-lah yang berkuasa di Irak.

Bush dan Blair juga bertanggung jawab dalam berbagai bentuk pelanggaran kemanusiaan di Irak, Afganistan, dan seluruh penjuru dunia. Penjara Guantanamo, penjara rahasia, penyiksaan para tawanan, penahanan tanpa batas waktu dan tanpa pendampingan pengacara merupakan bentuk pelanggaran yang jelas. Ditambah lagi dengan pelecehan terhadap agama Islam, seperti penistaan al-Quran.

Apalagi Bush dan Blair serta para pejabat politik AS dan Inggris telah berulang-ulang mengakui kesalahan mereka di Irak. Politisi, ilmuwan dan pejabat militer juga menyatakan hal yang sama. Penilaian ini dipertegas oleh kekalahan partai Republik dalam Pemilu sela pemilihan anggota Kongres dan Senat; disusul oleh pengunduran diri Menhan AS Donal Rumsfeld yang dianggap paling bertanggung jawab dalam Perang Irak. Semuanya mengisyarakatkan hal yang tegas: perang Irak telah keliru. Karena itu, selayaknya Bush dan Blair juga dituntut hukuman yang sama: hukuman mati!

Setelah Saddam divonis hukuman mati, semua pihak yang pernah mendukung rezim Saddam ketika berkuasa juga harus diminta pertanggungjawabannya. AS, Prancis, Inggris, dan Jerman adalah negara yang mendukung Saddam  ketika berkuasa dan melakukan pembantaian terhadap rakyatnya. Tidak hanya Blair dan Bush, penguasa sebelumnya dari rezim Barat lainnya juga harus bertanggung jawab.

Banyak negara dan perusahaan di Barat turut membantu dan mengembangkan persenjataan rezim Saddam Husain. Perusahaan Amerika, Pfaulder Corporation of Rochester, New York,  telah membantu blue print (cetak biru)  pengembangan industri kimia Irak di era Saddam  pada tahun 1975 yang berlokasi di daerah Akhashat (barat laut Irak). Pemerintah AS juga menyetujui pembelian teknologi telephone mobile syistem pada 1975—teknologi yang cukup  canggih pada masa itu—yang secara tidak langsung telah memperkuat rezim Saddam Husain.

Saat Saddam berkunjung ke Prancis pada 1976, PM Prancis saat itu—Jacques Chirac—setuju untuk membantu pembangunan teknologi nuklir Irak. Sementara itu, Departemen  Perdagangan AS memberikan izin ekspor bahan biologis, termasuk bahan kimia, ke Irak hingga tahun 1989. Padahal 20 bulan sebelumnya, tepatnya tanggal 17 Maret 1988, Saddam Husain telah menggunakan senjata kimia dalam pembantain komunitas  di Halabja.

Dukungan AS terhadap rezim Saddam,  meskipun dikenal diktator, semakin menguat saat Perang Irak-Iran. Saat konflik Iran-Irak memanas pada tahun 1983, Presiden Ronald Reagen mengirim utusan khusus AS untuk bertemu dengan Saddam Husain untuk menjalin hubungan baik dengan Irak. Yang menarik, utusan itu adalah Donald Rumsfeld, Menhan AS pada masa Bush, yang baru saja mengundurkan diri pasca kekalahan Republik.

Ketika PBB pada Maret 1984 mengecam Saddam karena penggunaan senjata kimia dalam Perang Iran-Irak, Rumsfeld   saat itu sedang berkunjung ke Baghdad untuk mengokohkan hubungan Irak-AS. Dia sama sekali tidak menyinggung penggunaan senjata kimia. Sebuah artikel yang dimuat di Los Angeles Times 13 Februari 1991 mengabarkan  Saddam Husain telah melakukan pembelian 60 buah helikopter Hughes dan helikopter bermesin ganda Bel 'Huey' yang digunakan oleh AS dalam Perang Vietnam. Semua transaksi ini diketahui oleh pejabat AS.

Semua ini menunjukkan kembali sikap hipokrit negara-negara Barat. Di satu sisi mereka mengecam Saddam sebagai rezim diktator. Di sisi lain, mereka pula yang telah memperkuat rezim Saddam saat berkuasa. Dukungan terhadap rezim diktator ini masih terus dilakukan oleh negara-negara Barat sejalan dengan kepentingan politik mereka.

Jadi, pada dasarnya, AS dan sekutu Baratnya, tidak pantas menganggap diri mereka berjasa menghukum mati Saddam. Sebab, mereka pulalah yang dulunya memperkuat rezim Saddam Husain.

Tentu, kita tidak bisa berharap bahwa pengadilan yang ada sekarang akan berani mengadili Bush dan Blair. Mahkamah Internasional tidak akan menyeret Bush dan Blair untuk dituntut. Sebab, semua itu merupakan perangkat PBB, yang akan selalu berpihak kepada negara adidaya. Yang paling mungkin akan menyeret mereka ke pengadilan adalah Negara Khilafah Islam yang insya Allah akan segera tegak dalam waktu dekat. Negara Khilafah juga akan mengakhiri penjajahan Negara-negara kapitalis di Dunia Islam dan menghentikan dukungan mereka terhadap penguasa-penguasa diktator di dunia Islam. [Farid Wadjdi]

Labels:

posted by Arief @ 06:24   0 comments
Arief Rachmansyah
Kota Malang


cmplt prfl