 Menteri Kesehatan Siti Fadilah  Supari menegaskan penindasan terhadap negara dunia ketiga yang didiami oleh  sebagian besar umat muslim oleh negara maju sudah bukan zamannya, karena itu  perlu ada perubahan pemikiran untuk menghapuskan hegemoni yang tidak  menguntungkan itu. "Siapapun harus  mempunyai pemikiran untuk merubahnya, kehendak Allah tanpa usaha tidak akan  terjadi, karena itu saya mencoba menuangkan dalam sebuah tulisan, " katanya  dalam Forum Kajian Sosial Kemasyarakatan bertajuk "Siti  Fadilah melawan: Saatnya Indonesia Berubah", di Auditorium YTKI,  Jakarta, Senin(17/3).
Menteri Kesehatan Siti Fadilah  Supari menegaskan penindasan terhadap negara dunia ketiga yang didiami oleh  sebagian besar umat muslim oleh negara maju sudah bukan zamannya, karena itu  perlu ada perubahan pemikiran untuk menghapuskan hegemoni yang tidak  menguntungkan itu. "Siapapun harus  mempunyai pemikiran untuk merubahnya, kehendak Allah tanpa usaha tidak akan  terjadi, karena itu saya mencoba menuangkan dalam sebuah tulisan, " katanya  dalam Forum Kajian Sosial Kemasyarakatan bertajuk "Siti  Fadilah melawan: Saatnya Indonesia Berubah", di Auditorium YTKI,  Jakarta, Senin(17/3).
 Dalam buku yang ditulisnya, Menkes  mengaku, tidak menuding siapapun, namun dirinya berusaha melakukan pembenaran  terhadap mekanisme yang selama ini berjalan di badan kesehatan dunia WHO secara  adil, di mana negara yang mempunyai virus itu berada dalam posisi yang sejajar  dengan negara maju yang melakukan penelitian
 "Saya hanya berbicara sesuai  commonsense muslim ataupun negara miskin yang biasa menjadi korban, di mana  negara berkembang yang terkena virus itu duduk sama rendah dan berdiri sama  tinggi. Bukan saja menjadi korban, tempat untuk mencari keuntungan, itulah yang  saya perjuangkan, " tegasnya.
 Menkes mengatakan, upaya negara  maju untuk menguasai negara berkembang seperti Indonesia  dilakukan dengan cara membuat sistem yang terpecah-pecah dan saat ini sudah  mulai merasuk ke dalam negeri.
 Siti Fadilah mencontohkan, pada  era otonomi daerah ini sangat mudah pengaruh asing masuk ke daerah, karena pada  umumnya para pemimpin mereka tidak mempunyai mental yang kuat untuk  mencegahnya.
 "Mental kita digempur  habis-habisan yang dipikirkan hanya perut, membuat standar ganda, bernegosiasi  dengan dalih efisiensi, bantuan, teknik assistance-lah,  "cetusnya.
 Ia mengaku, tidak pernah tergiur  dengan iming-iming bantuan yang diberikan oleh pihak asing, sebab itu justru  akan membuat dirinya tersinggung, ketika perwakilan asing itu mencoba  mengungkit-ungkit apa yang sudah diberikannya.
 "Saya adalah satu-satunya Menteri  yang tidak mau menguntang, technical assistance saja saya tidak mau.  Kadang-kadang dipaksa, saya bisa menjawab, loh yang paling tahu negara saya, ya  saya, kok kamu mau bantu saya, tahu apa kamu, "tuturnya disambut gema takbir  oleh peserta diskusi yang memadati auditorium YTKI.
 Dalam kesempatan itu, Menkes  meminta agar kaum muslim dapat bersatu untuk mencegah berbagai macam pengaruh  asing yang datang, sebab apabila kaum muslim terpecah-belah pihak asing senang  karena menjadi sasaran untuk melancarkan  pengaruhnya.(novel)
 Sumber: http://www.eramuslim.com/berita/nas