PERNYATAAN HIZBUT TAHRIR INDONESIA Nomor: 113/PU/E/04/07, Jakarta, 18 April 2007 M Seperti telah ramai diberitakan, rencananya pada 29 April sampai dengan 4 Mei 2007 nanti delegasi anggota parlemen (Knesset) Israel akan datang ke Indonesia, tepatnya di Bali, untuk menghadiri pertemuan Inter Parliamentary Union (IPU). Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Hassan Wirayudha menilai kunjungan itu sebagai hal biasa. Rencana kedatangan delegasi parlemen Israel yang nyaris tanpa halangan itu sendiri sudah merupakan hal aneh. Lebih aneh lagi ketika kunjungan itu dianggap hal biasa saja. Seolah itu kunjungan dari sebuah negara yang tidak memiliki masalah apapun dengan komunitas dunia, termasuk dengan Indonesia, sebagai negeri yang berpenduduk mayoritas Muslim. Padahal secara faktual, hingga sekarang Israel masih terus menduduki wilayah Palestina. Bukan hanya menjajah, Israel juga terus melakukan tindakan zalim. Terus membangun pemukiman di lahan yang tidak sah, mengusir bahkan menghancurkan rumah-rumah penduduk Palestina dan tiap hari terus melakukan kekerasan dan pembunuhan terhadap warga Palestina. Oleh karena itu, Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan: - Menolak keras rencana kedatangan delegasi parlemen Israel di Indonesia. Meski kedatangan itu atas undangan IPU karena Israel adalah anggota IPU, tapi itu tidak bisa dijadikan dasar untuk menerima mereka. Fakta bahwa Israel masih terus menjajah dan memerangi umat Islam di Palestina, dan karenanya menurut hukum Islam negara semacam ini disebut kafir harbi fi'lan (negara kafir yang secara nyata memerangi umat Islam), seharusnya dijadikan dasar untuk menilai setiap hubungan dengan Israel. Bahwa Israel adalah musuh umat Islam seluruh dunia, dan sebagai musuh mereka tidak layak untuk diterima begitu saja di sebuah negeri Muslim seperti Indonesia.
- Mempertanyakan kesungguhan pemerintah dalam mengembangkan politik luar negeri yang bebas dan aktif. Penerimaan terhadap delegasi parlemen Israel, bahkan menilai kedatangan itu sebagai hal wajar, ditambah dengan persetujuan Indonesia terhadap resolusi DK PBB 1747 yang memberikan sanksi kepada Iran dalam kaitannya dengan program nuklir, makin menunjukkan bahwa politik luar negeri Indonesia saat ini tidaklah sesuai dengan aspirasi dan jauh dari Islam, termasuk prinsip bebas aktif dan penolakan terhadap segala bentuk penjajahan.
- Menyerukan kepada anggota DPR dan umat Islam, khususnya para pemimpin dan tokoh umat, untuk secara serius melakukan berbagai upaya untuk menolak dengan keras kedatangan delegasi parlemen Israel. Karena membiarkan mereka datang ke Indonesia akan memberikan preseden buruk, bahwa Israel tidak perlu terus dipersoalkan. Juga mendorong pemerintah untuk melakukan hal yang seharusnya dilakukan sebagai negara Muslim yang menentang setiap bentuk penjajahan dan mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk mendapatkan kembali hak-haknya.
Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia Muhammad Ismail Yusanto Hp: 0811119796 Email: Ismaily@telkom.net |