Khilafah Fighters  

Laa 'Izzata illa bil Islam  
Walaa Islama illa bisy Syariah  
Walaa Syariata illa bid Daulah   Daulah Khilafah Rasyidah  





Locations of visitors to this page

Ada user online
Monday, 2 April 2007

RUU APP Sudah Tak Ada Lagi

Selain banyak tekanan asing, mantan presiden RI, Abdurahman Wahid dan Megawati ikut pula berusaha "menggagalkan" RUU APP. Bagaimana nasibnya kini? 

Wawancara Drs. H. Balkan Kaplale
(Ketua Pansus RUU APP)

 

"RUU APP Sudah Tak Ada Lagi"

 

Apa kabar Randangan Undang-Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi (RUU APP)?  Barangkali masyarakat mulai lalai.  RUU yang sempat menjadi controversial dan telah membuat ketakutan para aktivis perempuan itu kini nyaris tak terdengar suaranya.

Menurut Balkan, RUU APP telah berganti nama menjadi RUU Pornografi. "Ya, kami mengalah demi kepentingan nasional," kata pria kelahiran Saparua, Maluku, 63 tahun silam. Namun, mantan Ketua Pelajar Islam Indonesia Ambon tahun 60-an ini meyakinkan bahwa RUU tersebut tidak mengurangi semangat untuk menindak tegas pornografi.

Sementara, soal berlarut-larutnya pembahasan RUU, Balkan mengakui susahnya mempersatukan fraksi-fraksi di DPR. Belum lagi, tekanan dan intimidasi yang ia terima. Sayangnya, suami dari H. Salamah Maladiana ini tidak bersedia menceritakan tekanan dan intimidasi yang ia terima.

"Sudah lah, Pertanyaan itu saya kira tidak usah diekspos. Ya kalau mau diceritakan keluar air mata saya," kata Balkan.

Belakangan, yang namanya RUU APP ini sudah tak ada lagi. Antara lain, akibat desakan dua mantan presiden RI, Abdurahman Wahid alias Gus Dur dan Megawati. Kini, RUU itu sudah beralih nama menjadi RUU Pornografi saja. Apa kira-kira perubahannya? Ada apa efek penggantian nama ini? Dan mungkinkan umat Islam akan dipecundangi kesekian kalinya?

Nah, lebih jauh, wartawan www.hidayatullah.com , Ahmad Damanik, mewawancarai Drs. H. Balkan Kaplale, Ketua Pansus RUU APP  di kantornya, Gedung DPR Nusantara 1 Lt. 10. Berikut petikan wawancaranya:

Bagaimana pembahasan RUU APP saat ini?

Mengenai pembahasan, usul dari Gus Dur melalui PKB dan usul Megawati melalui PDI kita akomodir. Gus Dur mengusulkan menghilangkan kata "Anti". Sedangkan, Megawati mengusulkan kata "Pornoaksi" dihilangkan. Jadi tinggal UU Pornografi.

Itu artinya Pansus mengalah dengan usulan tersebut?

Ya, kami mengalah demi kepentingan nasional. Namun, sebelum itu almarhum Kiai Thoyfur dari PPP Jawa Tengah mati-matian mempertahankan. Namun setelah kita kompromikan mendapatkan hasil tiga bab yang menjelaskan tentang masalah Perlindungan Anak, Tindak Pidana, dan Pornoaksi itu tetap masuk. Tiga bab itu sangat penting tidak boleh dihapus.

Jadi, nanti tinggal 10 Bab 40 Pasal, kalau yang lama 19 Bab 93 Pasal.

Apakah karena ada pihak yang menekan agar Anda menerima usulan tersebut?

Tidak, kita hanya tidak menghendaki ulama sekaliber Gus Dur dan istrinya ikut-ikutan demonstrasi di DPR dan Monas tentang masalah ini, apalagi bergabung dengan LSM-LSM yang kasihan lah..., trus dengan Inul dan Ratna Sarumpaet. Mereka bukan levelnya. Kalau mantan presiden biasa saja saya tidak terlalu peduli.

Dengan bergantinya nama dan berkurang pasal tersebut. Apakah kelak akan mengurangi kekuatan undang-undang ini?

Walaupun dalam RUU APP ini kata Pornoaksinya hilang, namun tetap ada bab khusus yang mengatur Pornoaksi. Sementara di UU lain nggak ada. Contoh 281, 282, 283 KUHAP hanya menyatakan perbuatan asusila, tapi what is the meaning asusila itu tidak ada. RUU ini akan menjawabnya.

Saya kira sudah keras. Apalagi ada 15 pasal yang membahas tentang tindak pidana. Kasus seperti yang dilakukan Yahya Zaini dan Maria Eva itu bisa kena tindak pidana penjara 10 tahun dan denda 2 miliar.

Lalu kenapa pembahasan RUU sampai berlarut-larut?

Mempersatukan fraksi-fraksi ini memang tidak mudah. Itu karena negara ini Pancasila, maka kita harus pelan-pelan. Tapi setidaknya sudah ada kemajuan. Dari pada harus menunggu 10 tahun lagi, karena RUU ini sudah sejak zaman pemerintahan BJ. Habibie.

Kami juga direpotkan dengan turut campurnya negara-negara asing dalam pembahasan RUU ini.

Negara-negara mana saja yang turut campur?

Saya sebutkan 7 negara asing melalui lembaga resmi mereka, yaitu: Voice of America, BBC London, TV Belanda, Helsinki, Tribun Singapore, Philipina, dan Inggris. Terakhir saya didatangi Atase Politik Kedutaan Besar Inggris.

Apa yang mereka katakan kepada Anda?

Mereka menganggap Indonesia ini adalah tempat yang mudah untuk mengembangkan industri seks, karena tidak ada payung hukumnya. Oleh karena mudah itulah, negara-negara yang berkecimpung dalam penanaman modal industri seks menganggap Indonesia ini lahan paling subur.

Ada juga yang mengkhawatirkan dengan RUU ini, Indonesia akan diarahkan kepada negara fundamentalis dan bernuansa syariat Islam.

Lalu apa yang Anda katakan kepada mereka?

Saya bilang itu alasan-alasan lama yang sudah sering saya dengar ketika masih kecil. Ketika bapak saya masih menjadi ketua Muhammadiyah di Saparua, pernyataan kekhawatiran negara Islam itu sudah pernah disampaikan kepadanya. Lalu, saya katakan saja, ngapain kita repot-repot soal syariat Islam dan negara Islam. Pancasila saja sudah cukup. Pancasila sudah jaminan. Mereka Diam. Apa Anda tidak yakin Pancasila bisa menyatukan agama di Indonesia?

Yang namanya syariat Islam itu kan menjalankan hukum-hukum Allah, ya sudah titik. Lalu, TV Belanda bertanya, "Apa tuan akan tangkap turis asing yang mandi di pantai Bali?"

Saya bilang, siapa yang mau tangkap. Biarin aja. Tapi jangan ke Pura, kalau ke Pura harus pakai pakaian sopan. Saya jawab baik-baik aja.

Mereka menginginkan agar RUU ini gagal?

Itu tidak melalui negara-negara asing, tapi melalui orang-orang kita yang dipoles sedemikian rupa, contoh: Ponti Corolus (Direktur Publisher Playboy Indonesia-red). Hingga saat ini mereka terus terbit sepanjang payung hukum belum ada.

Selama jadi ketua Pansus ini, apakah ada intimidasi yang Anda dapatkan?

Nggak usah lah. Pertanyaan itu saya kira tidak usah diekspos. Ya kalau mau diceritakan keluar air mata saya. Yang pasti pernah tapi tidak terlalu keras dan tidak sampai ke fisik. Ya sebatas uji mental saja lah.

Bagaimana Anda menghadapinya?

Tidak usah lah.

Kenapa?

Kita sudah punya modal dasar yaitu lintas fraksi yang sudah solid banget. Itu perjalanannya luar biasa. Nanti saja diceritakannya. Nanti liar lagi. Jadi beri kesempatan saya dulu untuk menyelesaikan tugas ini. Wah, itu perjuangannya luar biasa.

Kekuatan industri seks ini kuat sekali, dimana pun saya berada, mereka selalu minta bicara kepada saya.

Apa juga dialami anggota pansus yang lain?

Tidak. Bahkan, mereka menghadap fraksi saya, minta agar fraksi meninjau kedudukan saya sebagai  ketua pansus. Mereka yang terdiri dari artis dan seniman datang di ruang badan legislasi. Tapi, alhamdulillah, ketua pansus yang paling lama ya saya, karena biasanya ketua pansus nggak akan lama.

Padahal ketua pansus ini apa sih, hanya kebahagiaan dalam batin saja. Saya yakin, insya Allah walaupun dengan cara apa pun mereka meruntuhkan saya, Allah Subhanahu wa Ta'ala  (Swt) melindungi. Yakinlah kalau berjuang di jalan Allah, ada saja bantuan dari Allah Swt.

Respon partai Anda bagaimana?

Sampai dengan detik ini, Presiden SBY sebagai ketua badan pembina Partai Demokrat, Fraksi, dan DPP tidak pernah ada satu kata pun yang menekan saya. Bahkan saya diberi dukungan terus. Kalaupun ada yang tidak setuju itu wajar-wajar saja.

Ada yang menawarkan uang agar Anda mundur?

Saya tidak tahu, tapi sekarang mereka sedang bermain itu. Tapi saya tidak tergores dengan masalah itu. Saya anggap ini jaminannya Allah Swt.

Sikap tegas saya seperti ini yang dianggap merugikan mereka, tapi kita dalam lindungan Allah Swt kok.

Apakah keluarga Anda juga pernah menerima perlakuan yang sama?

Ada telepon macam-macam, tapi mereka semua kuat.

Bagaimana support umat Islam yang Anda terima?

Saya sudah beberapa kali dipanggil MUI, ormas-ormas Islam, termasuk Hidayatullah. Saya sudah menyampaikan tanggung jawab saya. Di hadapan MUI sudah saya ceritakan semuanya. Mereka memberi support, apalagi dari FPI dan Hizbut Tahrir.

Tapi saya katakan, biarlah ini menjadi pengalaman buat saya. Tekanan tidak perlu saya ceritakan.

Apakah Anda mengharapkan bantuan umat Islam untuk mensukseskan RUU ini?

Sabar dulu....
posted by Arief @ 05:01  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
Arief Rachmansyah
Kota Malang


cmplt prfl