|
Friday, 4 July 2008 |
|
|
what's wrong with syariah ??
|
|
|
|
Sungguh menyesakkan dada melihat pelecehan Bung Thamrin A. Tamagola terhadap aturan Allah SWT (syariah Islam) dalam sebuah diskusi di TVone (Kamis malam , 03/07/2008). Diskusi hangat yang mengambil tema "Islam yes , Negara Islam ?" banyak menyoal penerapan syariah Islam oleh negara. Dengan mengambil kasus Perda yang diklaimnya sebagai berbau syariah Bung Thamrin berusaha keras membangun opini sesat . Seolah-olah syariah Islam mengancam wanita , merugikan wanita. Diambillah contoh kasus, wanita dilarang keluar di malam hari , padahal hanya membeli sesuatu. Sebenarnya tidak ada yang disebut dengan perda syariah Islam sekarang ini . Tidak pernah ada aturan di daerah yang disebut perda syariah. Bahwa ada aturan yang diambil dari nilai-nilai Islam itu benar, namun perlu dicatat perda itu diterapkan bukan karena berdasarkan syariah Islam . Perda itu disahkan oleh DPRD. Artinya, perda itu diterima karena mayoritas anggota DPRD mensahkan lewat mekanisme yang demokratis. Tentu saja tidak tepat menolak syariah Islam , hanya dengan kasus perda yang diklaim berbau syariah. Kami ingin sampaikan syariah Islam bukan sekedar kewajiban kerudung, larangan terhadap pelacuran, atau larangan berkholwat. Mereka yang menolak syariah Islam sering kali terjebak pada apa yang disebut logika fallacy of composition, mengambil kasus-kasus yang tidak utuh , bahkan tidak bisa sepenuhnya disebut syariah Islam, untuk membangun citra negative penerapan syariah Islam oleh negara. Sebagai contoh tentang wanita keluar malam. Hukum asalnya sendiri tidak ada larangan wanita untuk keluar malam. Boleh saja dia keluar untuk keperluan tertentu ke warung atau ke tetangganya. Namun kalau keluarnya wanita keluar rumah di malam hari mengancam keamanan dan kehormatannya , negara yang bertanggung jawab kepada rakyatnya justru harus melarang dan mencegahnya. Jangankan wanita, laki-laki keluar malam tapi mengancam nyawanya, sah-sah saja negara yang tidak ingin warganya celaka melakukan larangan. Perlu digaris bawahi larangan muncul karena ada sesuatu yang mengancam nyawa atau kehormatan wanita tersebut, bukan keluar rumahnya. Disisi lain pro sekuler tidak melihat bagaimana menyedihkannya nasib wanita dibawah sistem sekuler. Ekploitasi terhadap wanita terjadi dimana-mana baik secara seksual maupun ekonomi. Seharusnya kita lebih utuh melihat syariah Islam. Berdasarkan syariah Islam , negara wajib menjamin kebutuhan sandang, pangan, dan papan perindividu masyarakat yang menjadi warga negara baik muslim maupun non muslim. Kalau ada rakyatnya tidak makan atau tidak punya rumah , berdasarkan syariah Islam negara wajib memenuhi kebutuhan itu dengan gratis. Dalam pandangan syariah Islam negara wajib menjamin pendidikan gratis dan kesehatan gratis bagi seluruh warganya baik muslim maupun non muslim. Sekali lagi ,What's wrong with syariah ? Syariah Islam juga mengatur masalah kepemilikan antara lain pemilikan umum (milkiyah 'amah). Dimana kepemilikan umum ini adalah milik rakyat dan tidak boleh individu (swasta) apalagi asing untuk memilikinya. Berdasarkan ini listrik, air, hutan adalah milik umum yang tidak boleh dimiliki individu(swasta). Pemilikan individu atau swasta pada bidang strategis ini akan menyebabkan terganggunya kepentingan umum. Termasuk dalam pemilikan umum adalah barang-barang tambang dalam jumlah yang besar seperti minyak, batu-bara, emas. Dilarang bagi individu atas swasta memilikinya. Tambang itu harus dikelola dengan menejemen yang baik, transparan, profesional oleh negara dan hasilnya diserahkan untuk rakyat. Jelas ini merupakan pemasukan negara yang sangat besar. Negara bisa menggunakannya untuk pendidikan dan kesehatan gratis. Syariah Islam mengatur hal itu. Syariah Islam menjamin keamanan rakyatnya dengan memberikan sanksi yang tegas bagi pelaku pembunuhan yakni hukuman mati. Pemilikan individi yang diperoleh seseorang dengan kerja keras dan halal dijaga oleh Islam, pelaku pencurian akan diberikan sanksi tegas yakni potong tangan. Dengan catatan, dia mencuri lebih dari 1/4 dinar dan mencuri bukan karena lapar. Kalau dia mencuri karena lapar , negara tidak boleh menghukumnya. Negara justru harus memberikan dia makan. So,What's wrong with syariah ? Pelaku korupsi pun diberikan sanksi tegas oleh negara. Bisa sampai hukuman mati. Bukan hanya sanksi , segala hal yang mengantarkan kepada terbukanya peluang untuk korupsi ditutup. Berdasarkan syariah Islam, seseorang tidak boleh memberikan hadiah kepada hakim atau pejabat negara. Suap menyuap dilankat Allah dan dilarang dengan sanksi yang tegas. Umar bin Khoththob saat menjadi Kholifah memerintahkan siapapun pejabat harus dihitung kekayaannya sebelum menjabat. Pada akhir jabatannya, dihitung lagi. Kalau ada yang berlebih dari yang sepantasnya dia terima, harus dipertanggung jawabkan. Negara boleh saja mengambil uang yang tidak jelas itu. Ini adalah syariah Islam . Argumentasi lain yang dibangun untuk menolak syariah Islam dengan mengatakan syariah Islam seakan-akan hanya untuk kelompok tertentu.Tentu saja yang dia maksud adalah Islam. Bung Thamrin mencontohkan UU Migas yang dibatalkan oleh MK, karena tidak memihak kepada rakyat. Padahal UU Migas muncul karena kebijakan negara yang sekuler-kapitalis. Lagi-lagi ini terjadi salah paham terhadap syariah Islam. Bukankah syariah Islam itu rahmatan lil 'alamin ? baik bagi seluruh alam , seluruh manusia, tidak pandang dia muslim atau non muslim. Mungkinkah syariah Islam yang bersumber dari Allah yang memiliki sifat ar rahman (Maha Pengasih) ar rahim (Maha Penyayang) itu akan mencelakakan manusian. Sesungguhnya penerapan syariah Islam adalah untuk kebaikan seluruh warganya baik muslim dan non muslim. Kewajiban negara menjamin sandang, pangan, dan papan indidu rakyat, bukan hanya muslim tapi juga non muslim. Pendidikan dan kesehatan gratis bukan hanya untuk muslim tapi juga non muslim. Bahkan warga non muslim yang dalam syariah disebut Ahlul Dzimmah dijamin keamanannya oleh negara. Sampai-sampai Rosulullah saw mengatakan siapa yang menyakiti ahlul dzimmah , berarti menyakitiku. Bung Thamrin sepertinya sangat kritis terhadap syariah Islam. Tapi agak kurang kritis terhadap sistem sekuler yang diadopsi Indonesia saat ini. Padahal sistem sekuler -yang dibangga-banggakan Bung Thamrin ini- telah menjadi dasar yang kokoh bagi penerapan sistem Kapitalisme. Hal itu terjadi karena agama tidak boleh campur tangan dalam masalah ekonomi, politik, atau pendidikan. Akibatnya negara diatur oleh sistem kapitalisme. Kita lihat sendiri bagaimana hasilnya. Kemiskinan meningkat akibat liberasisasi sektor migas yang berimbas pada kenaikan BBM. Beban masyarakat juga bertambah akibat mahalnya pendidikan dan kesehatan setelah diliberalisasi. Kekayaan alam kita dirampok oleh asing atas nama free market dan investasi asing, sebaliknya rakyat miskin dan busung lapar. Kalau Bung Thamrin menolak syariah Islam hanya karena berasal dari kelompok Islam, bung Thamrin juga seharusnya menolak sistem sekuler-kapitalisme yang juga berasal dari sekelompok masyakat (kelompok sekuler) . Bung Thamrin juga seharusnya melihat ketika agama tidak boleh campur tangan dalam masalah kenegaraan, aturan kapitalisme yang berasal dari segelintir orang (para milik modal) lah yang diterapkan. Terjadilah tirani minoritas atasnama suara mayoritas. Sering kali kelompok sekuler sangat alergi terhadap syariah Islam kalau diterapkan negara. Pertanyaan kritis kenapa anda hanya mempersoalkan kalau syariah diterapkan oleh negara ? Sebaliknya melegalkan sekulerisme,kapitalisme, diterapkan oleh negara ? Cara pandang ini jelas tidak obyektif. Menolak syariah Islam diterapkan negara ,hanya karena berasal dari Islam sungguh tidak obyektif. Sementara ide-ide Kapitalisme yang sebenarnya berasal dari pemikir-pemikir Barat diterima dengan lapang dada tanpa sikap kritis. Bahwa umat Islam membutuhkan negara Islam , sebenarnya bisa dimengerit. Sebab, sistem apapun pastilah membutuhkan negara, sebab negaralah yang memiliki otoritas ,legalitas, dan kekuatan memaksa. Sistem kapitalisme untuk bisa diterapkan jelas butuh negara yang berdasarkan kapitalisme. Untuk bisa menerapkan sosialisme jelas butuh negara yang berasas sosialisme. Logika ini sangat sederhana. Artinya, tidak akan mungkin syariah Islam secara menyeluruh bisa diterapkan tanpa legalitas negara. Penentuan mata uang berdasarkan emas (dinar), tidak bolehnya tambang emas dan minyak dikuasai oleh asing, kewajiban untuk menjamin kebutuhan masyarakat pasti membutuhkan negara. Termasuk memberikan sanksi bagi pezina, penjudi, pencuri, pemerkosa, pembunuh, tentu butuh legalitas negara yang memaksa. Jadi kalau umat Islam membutuhkan negara Islam adalah normal-normal saja. Apalagi kalau rakyat menghendaki, tentu tidak ada alasan untuk menolaknya . Ironisnya, Bung Thamrin menyalahkan agama, dia anggap gagal menyelesaikan persoalan kemiskinan komunitas umatnya umatnya. Kalau agama yang dimaksud bung Thamrin adalah Islam, jelas tuduhan anda salah alamat. Bagaimana mungkin anda menyalahkan Islam, padahal negara saat ini tidak menerapkan syariah Islam. Apalagi, masalah kemiskinan jelas tidak bisa diserahkan kepada komunitas umat beragama . Penyelesaikan persoalan kemiskinan membutuhkan kebijakan politik. Menghentikan kebijakan yang membolehkan asing menguasai tambang emas dan minyak kita jelas butuh kekuatan dan kebijakan politik. Kenaikan BBM adalah kebijakan politik yang bisa dihentikan juga dengan kebijakan politik. Perlu kami tegasnya semua cara pandang seperti Bung Thamrin adalah cara pandang sekuler. Dimana agama hanya diakui dalam masalah indivual, moral, atau ritual. Sebaliknya agama harus dijauhkan dari persoalan politik, ekonomi, dan ketatanegaraan lainnya. Padahal sekulerisme telah menimbulkan bencana yang luar biasa. Seharusnya yang disalahkan adalah sekulerisme yang menjadi asas dari sistem kapitalisme. Inilah yang menjadi pangkal bencana yang menyusahkan masyarakat. Bukan syariah Islam. Jadi kegigihan siapapun menyalahkan syariah Islam dan sebaliknya membela sekulerisme membuat posisinya harus dipertanyakan. Apakah anda berpihak kepada rakyat atau tidak ?
oleh Farid Wadjdi diambil dari http://hizbut-tahrir.or.id |
posted by Arief @ 06:24 |
|
|
Thursday, 24 April 2008 |
|
|
Standar ganda mensikapi ahmadiyah
|
|
|
|
Kerja konspirasi internasional / new world order semakin menguatkan cengkeramannya di indonesia. Pola / image yang mereka bangun saat ini dalam memperjuangkan eksistensi ahmadiyah hampir mirip dengan kala mereka memperjuangkan eksistensi yahudi pasca PD II. Mengedepankan perasaan, mereka berusaha membangung image di masyarakat bahwa ahmadiyah telah didzalimi, dirampas hak hidupnya, dan sederet lagi alasan alasan berbau HAM yang tidak masuk akal. Sekali lagi standar ganda digunakan. Sekali lagi pula Umat Islam dikecewakan. Ahmadiyah yang sudah jelas - jelas memalsukan ayat - ayat suci Al-Quran. Sudah jelas - jelas pula Umat Islam berteriak untuk membubarkan ahmadiyah. Namun mata dan hati mereka tertutup. Alih - alih memperhatikan pendapat mayoritas kaum muslimin, para pemimpin negeri ini seolah hanya membuka telinga kepada segelintir orang liberal yang tidak ingin kebebasan beragama [baca:kebebasan menginjak agama] mereka tertindas. Sampai kapan lagi... Umat ini terhinakan? Umat Islam harus bersatu-padu berjuang demi Izzatul Islam, karena KEMENANGAN itu bukan hadiah tanpa usaha, melainkan buah dari PERJUANGAN.
Berjuang terus, my brothers and sisters in Islam... ALLAHU AKBAR !!!
Artikel terkait : FUI Imbau Jangan Ada Provokasi Jangan Terprovokasi dengan Watimpres, SKB Ahmadiyah Harus Terbit SKB Pelarangan Ahmadiyah Belum Turun, Masih Digodok |
posted by Arief @ 05:17 |
|
|
Tuesday, 1 April 2008 |
|
|
Reaksi Seorang Muslim Terhadap film Fitna
|
|
|
|
the case : beberapa waktu yang lalu, seorang anggota parlemen belanda, Geert Wilders membuat film anti-Islam dan melecehkan Alquran yang berjudul fitna. Film ini menimbulkan reaksi keras kaum muslimin diseluruh dunia. Lantas apakah kasus ini bisa dilabeli dengan kata "ISLAMOPHOBIA" atau akan lebih cocok jika dilabeli dengan kata "INSULTING" ? Saya rasa, pembuatan dan penayangan film FITNA ini adalah INSULTING, karena sudah terlalu offensive dan mencederai perasaan kaum muslimin.
What Would we -moslem- Do? Ngomong - ngomong mengenai jatidiri manusia, salah satu naluri yang dibawa manusia sejak lahir adalah naluri mempertahankan diri [gharizah al-baqa]. Mau orang itu kulit putih, hitam, merah, ato coklat sekalipun, kalo ditonjok kepalanya ya bakal balas nonjok. Mau orang itu matanya coklat, biru, ijo ato hitam, kalo ibunya dihina habis habisan, ya bakal marah.
Begitu pula dengan kaum muslimin. Jika agama nya diinjak, Al-Qur'annya dirobek-robek dan diludahi, dan Rasulnya disamakan dengan binatang, sudah secara naluri kaum muslimin itu berontak marah. Karena apa? Karena agama yang diyakininya dihina, karena kitab suci nya dinodai, dan manusia yang dicintai lebih dari apapun di dunia ini dihina.
Ini bukan waktunya maaf - memaafkan. Bukan pula waktunya rekonsiliasi damai dengan para penghina Islam. Maka sudah seharusnyalah seorang muslim MARAH atas sebuah penghinaan.
What would you do ?? Memaafkan begitu saja? Maka mereka - para penghina Islam - akan tertawa terbahak bahak. "Tuh liat, orang islam !! Bodoh banget nah, agamanya dihina gak marah. Kitab sucinya di nodai, gak bereaksi. Rasulnya disamakan dengan binatang, tenang tenang aja. Malah kita dimaapin. Hahahah. Dasar orang islam gak punya pendirian !!!"
Marah, kalo bisa membungkam mulut kotor mereka selama lamanya dengan mememisahkan leher dan badan para penghina islam? Maka mereka - para penghina Islam - akan mencibir islam. "Tuh liat, orang islam !! Kejem banget kan? Sok suci bisa menghakimi orang, sok suci bisa menentukan seseorang gak pantas hidup hanya karena mengucapkan beberapa kalimat saja. Ini kan jaman kebebasan? semua orang layak untuk mengemukakan pendapatnya. Jauhi islam deh !! Orangnya kejem, suka bunuh orang !!"
Diam saja, gak bereaksi? Maka mereka - para penghina Islam - akan bingung. "Huhm? Orang islam mana ya? Perasaan gw udah publish hinaan gw di youtube, liveleak, metacafe dll, koq gak ada reaksi? Apa udah gak ada ya orang islam di dunia ini? "
Lalu, apa sebaiknya yang harus kita lakukan sebagai seorang muslim??
Mudah saja. Simply, dont give a damn to what they said about our reactions. Kalo kita berpikir apa yang akan mereka pikirkan ketika kita melakukan sesuatu, maka jadilah kita seorang follower, seorang yang terjajah, yang bertindak sesuai dengan apa yang dikatakan seseorang kepada kita, tanpa melihat kata2 orang tersebut benar atau salah. In this case, dengan action penghinaan yang telah mereka lakukan, mereka udah ada label "SALAH" di kening mereka, dan tidak seharusnyalah kita kaum muslimin menuruti apa kata mereka.
Kita kembalikan kepada islam, apa yang seharusnya seorang muslimin lakukan ketika agamanya dilecehkan.
Dari Ibn 'Abbas radhiyallah 'anhu berkata: "Ada seorang lelaki buta, yang mempunyai budak Ummu Walad. Wanita tersebut selalu mencaci Nabi saw. Dia pun melarangnya, namun wanita itu tidak berhenti. Dia juga mencegahnya, namun wanita itu tetap tidak bergeming. Pada suatu malam, wanita itu menghina Nabi saw., maka lelaki tadi mengambil kapak, dan mengayunkan ke perut wanita itu hingga robek, hingga wanita itu terbunuh. Tatkala tiba waktu pagi, dia mengemukakan kasus tersebut kepada Nabi, beliau pun mengumpulkan orang-orang seraya bersabda, "Allah telah memuji seorang lelaki yang tidak melakukan selain apa yang menjadi hakku kepadanya." Orang buta itu pun berdiri, membelah kerumunan orang, sembari merayap dia berjalan hingga duduk di depan Nabi. Dia berkata, "Wahai Rasulullah, akulah orangnya. Dia telah menghinamu, dan aku pun telah melarangnya, tetapi dia tidak menghiraukan. Aku mencegahnya, dia pun tidak bergeming. Dari wanita itu, aku dikarunia dua anak lelaki seperti permata, dia pun sangat menyayangiku. Namun, tadi malam ketika dia mulai menghinamu, aku pun mengambil kapak dan kuayunkan ke perutnya hingga robek…"
Maka sudah sepantasnya darah mereka -para penghina Islam, Al-Quran dan Rasulullah pbuh- ditumpahkan dan mulut mereka dibungkam. Karena halal darah mereka untuk ditumpahkan. Hendaknya kaum Muslim saling bahu-membahu untuk membela kesucian Islam, Al-Quran dan Rasulullah saw. Gairah untuk membela Islam, Al-Quran dan Rasulullah saw. juga tidak hanya sebatas marah, tetapi hendaknya kaum Muslim berpegang teguh pada syariah Islam dan sunah rasul, dan membela risalah yang dibawa oleh Rasullullah saw.
Freedom of speech Akar dari kasus ini adalah bukan karena apa yang mereka bilang islamophobia, melainkan karena mereka benci Islam, dan ingin menghina Islam. Yang mereka anut selama ini adalah paham kebebasan. Salah satu diantara kebebasan tersebut adalah Freedom of speech. Mereka menganggap manusia bebas sebebas bebasnya untuk melakukan apapun, termasuk penghinaan. Maka, pengembangan dari freedom of speech adalah freedom to insult, freedom to speak badwords, dan freedom freedom yang lainnya.
Sudah jelas, asas freedom - freedom ini sangat labil, sangat tidak berdasar pada suatu aturan yang jelas. Dengan freedom - freedom ini, manusia adalah binatang. Bebas sebebas bebasnya melakukan aktifitas. Maka layakkah asas Freedom of Speech ini kita pakai? Padahal, jelas sekali, kita manusia, makhluk yang beradab, bukan seekor binatang. |
posted by Arief @ 10:49 |
|
|
Sunday, 30 March 2008 |
|
|
Ismail Yusanto : Film Fitna Serangan Terhadap Islam
|
|
|
|
Film Fitna besutan Geert Wildert Pemimpin Freedom Party Belanda meskipun sebelumnya dikecam banyak pihak tetap dirilis di sebuah situs internet. Film ini berisi penghinaan terhadap Islam, . Wilder menggambarkan Al Qur'an adalah buku fasistis yang menyebarkan kebencian dan kekerasan. Berkaitan dengan ini, redaksi mewancarai juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia, Muhammad Ismail Yusanto. Film Fitna yang memfitnah Islam akhirnya tetap dirilis di Belanda dan ini bukan pertama kalinya Islam dihina, ada apa dibalik ini semua, kenapa penghinaan ini terus berlangsung , apa motifnya ? Film Fitna jelas merupakan fitnah terhadap Islam dan penghinaan yang terang-terang terhadap Al Qur'an. Film Fitna menunjukkan kebencian yang amat dalam pada diri mereka. Mereka juga tidak perduli terhadap umat Islam. Gelombang protes dan kecaman dari umat Islam sama sekali tidak dipedulikan. Namun sekaligus hal ini menunjukkan kelemahan umat Islam yang tidak mampu melindungi kemuliaan Al Qur'an dan Rosulullah SAW Selama ini Barat selalu mendorong dialog antar peradaban dan saling menghargai antar peradaban, tetap pemerintah Barat tetap membiarkan penghinaan ini bagaimana pandangan Ustadz ? Bagi kita apa yang terjadi sekarang jelas menunjukkan seruan-seruan dialog antar peradaban itu dusta belaka. Slogan saling menghargai, mutual respect yang sering mereka dengung-dengungkan adalah kebohongan. Di satu sisi mereka bicara harus saling menghargai, di sisi lain penghinaan terhadap Islam dibiarkan. Mereka menyerukan hidup berdampingan antara peradaban dengan damai , di sisi lain pembunuhan terhadap umat Islam di Irak, Afghanistan, Palestina, mereka lakukan dan dibiarkan. Yang terjadi sekarang bukanlah dialog antar peradaban, tapi perang peradaban. Dan yang memulai adalah mereka dengan menjadikan umat Islam menjadi sasarannya. Tapi, pemerintah Belanda menyatakan, film Fitna bukan pandangan resmi pemerintah Belanda, pemerintah Belanda atas nama kebebasan berpendapat tidak bisa berbuat apa-apa ? Lagi-lagi ini kedustaan. Kalau mau pemerintah Belanda sebenarnya bisa melarang. Kepada wartawan Belanda saya pernah tanyakan, bagaimana bila ratu mereka dihina, apakah dibolehkan ? Dijawab, pasti dilarang. Nah, menghina Islam dan Al Qur'an kenapa tidak dilarang ? Di sebagian besar negara Eropa sekarang, siapapun yang meragukan Hollocoust terhadap bangsa Yahudi benar-benar terjadi dan mengkritiknya akan diajukan ke Pengadilan sebagai tindakan kriminal. Berarti mereka tahu kebebasan tetap saja ada batasnya. Artinya kalau mau , sebenarnya pemerintah Belanda bisa mencegahnya. Tapi pemerintah Belanda mengatakan tidak mendukung Wilders ? Bila mereka tidak sungguh-sungguh menghentikan ini, berarti pemerintah Belanda mendukung Wilders. Dengan kata lain, film Fitna tidak hanya mencerminkan pendapat pribadi juga negara. Bagaimana seharusnya sikap umat Islam dalam hal ini ? Umat Islam harus bersuara keras untu menentang ini semua. Tidak boleh diam. Karena ini merupakan penghinaan. Kalau Ratu mereka dihina, mereka marah, adalah sangat wajar dan harus, ketika Al Qur'an dan Rosulullah dihina kita juga marah. Bagaimana dengan sikap penguasa negeri-negeri Islam ? Sangat menyedihkan, sangat lemah. Bahkan nyaris tidak bersuara. Kalau pun ada paling hanya mengecam. Seharusnya pemerintah melakukan tindakan kongkrit. Namun semua ini disebabkan karena penguasa negeri Islam sebagian besar memang tunduk kepada Barat bahkan ada yang menjadi kaki tangan Barat. Di sinilah relevansi umat Islam untuk sungguh-sungguh memperjuangkan Khilafah Islamiyah. Sebab, hanya pemerintahan Khilafah yang akan melindungi umat Islam dan ajaran Islam ini dari penghinaan keji mereka. Kalau umat Islam cinta kepada Al Qu'ran, cinta kepada Rosulullah SAW mereka harus memperjuangkan Khilafah Islamiyah.
|
posted by Arief @ 10:39 |
|
|
|
|