NU Bandung Bagi 1.000 Mawar, Jamaah Gereja Terharu
Bandung - Hari Natal juga mendapat perhatian kaum Muslim. Keluarga besar NU dan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kota Bandung membagikan 1.000 kuntum bunga Mawar kepada warga Kristiani. "Selama ini kami melihat kerukunan umat beragama hanyalah wacana. Belum ada realisasinya. Dan bunga ini merupakan simbol kerukunan umat beragama. Ini dilakukan sebagai pesan damai dari umat Islam kepada umat Kristiani yang sedang merayakan Hari Natal," kata Ketua PCNU Kota Bandung, KH Maftuh Kholil, Senin (25/12/2006). Ketika ditanya kemungkinan adanya pro dan kontra mengenai pembagian bunga di Hari Natal oleh umat Islam, menurutnya hal itu sangat wajar jika terjadi. Dia mengatakan pihaknya tidak memiliki maksud lain kecuali menunjukkan pada umat lain bahwa Islam cinta damai. "Kami berharap hal ini bisa diikuti kota-kota lainnya. Dan Bandung merupakan kota pertama yang melakukan hal ini. Kami ingin Bandung menjadi inspirasi ukuran hidup umat beragama di Indonesia", paparnya. Pembagian bunga mawar itu dilakukan di dua gereja, yaitu Gereja GKI, Jl Maulana Yusuf, dan Gereja Katedral, Jl Merdeka. Selain memberikan bunga, pihaknya juga mengalungkan bunga Melati kepada sejumlah pendeta di dua gereja tersebut. Pembagian 500 kuntum bunga di gereja GKI dilaksanakan sekitar pukul 07.00 WIB oleh sekitar 80 warga NU dan FKUB. Kebanyakan mereka adalah remaja perempuan dengan memakai kerudung dan laki-laki memakai baju takwa dan peci hitam. Saat pembagian, ada beberapa jamaah yang menitiskan air mata. Hal yang sama juga terjadi saat pembagian kuntum bunga di Gereja Katedral. Aksi ini rupanya membuat mereka terharu.(/nrl) sumber : detikcom
Senin, 25 Des 2006 Masdar: NU Harus Punya Paradigma Baru BANYUWANGI-Sepak terjang NU selama ini dinilai kurang optimal dan sering menerpa ruang kosong. Bahkan dalam banyak hal, NU terkesan apatis dan kurang bisa memberikan kontribusi balik terhadap umatnya. Padahal, jika basis kekuatan NU digarap dan disentuh secara profesional dipastikan manfaatnya luar biasa bagi semua orang, termasuk warga NU.
Penegasan berbau kritik itu disampaikan Ketua PBNU Masdar Farid Masudi dalam dialog bertema "Paradigma Baru NU dalam Menghadapi Era Global", kemarin. Acara yang diikuti pengurus majelis wakil cabang (MWC) NU se Banyuwangi itu digelar di Pondok Pesantren (Ponpes) Bahrul Hidayah Desa Parijatah Kulon, Kecamatan Srono. Hadir pula Rois Syuriah PCNU Banyuwangi KH Hisyam Safaat, Ketua PCNU KH Masykur Ali, dan tuan rumah KH Ali Maki Zaini.
Masdar mengajak warga NU mencari paradigma baru dalam mengelola organisasi. Meski memiliki basis kekuatan massa besar, kritik dia, selama ini NU tidak ubahnya sebagai petani miskin. "Padahal kita memiliki ladang cukup luas. Tapi, mengapa kita masih bingung dan tidak tahu bagaimana mengelolanya?," sergahnya.
Diakui, besarnya warga NU akan disegani banyak orang. Namun, karena NU belum disentuh secara profesional, yang terjadi jusrtu sebaliknya. Dalam berbagai pengalaman sejarah, beber dia, NU justru sering dimanfaatkan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. "Mulai sekarang, kita tidak boleh kecolongan lagi. NU harus cepat bergerak dan merespons keadaan," ajaknya.
Caranya, saran Masdar, sarana milik NU, seperti masjid, harus difungsikan kembali sebagai media dakwah. Masjid tidak hanya dijadikan sarana ibadah mahdoh (ritual biasa, Red), tetapi harus dijadikan wahana diskusi dan memecahkan masalah umat. "Jika perlu, semua persoalan yang ada kaitannya dengan publik dimusyawarahkan dan diputuskan di masjid," pesannya.
Sementara itu, Gus Maki, panggilan Ali Maki Zaini sepakat dengan usulan Masdar. " PCNU berkepentingan melakukan pendataan seluruh potensi umat, termasuk masjid. Kami juga akan merumuskan jenis kegiatan apa saja yang pas kita musyawarahkan di masjid. Intinya, kita sepakat masjid dijadikan sebagai sentra kegiatan umat," jlentrehnya.(sms) sumber : jawapos
komentar :
ketika selesai saya baca berita di koran jawapos pagi ini, saya berbahagia melihat kabar baik dari Ketua PBNU Masdar Farid Masudi. dari penuturan beliau dapat saya simpulkan bahwa kedepan, NU sebagai ormas islam terbesar di negeri ini akan sedikit [mudah2an banyak] lebih aktif dalam proses dakwah. mungkin dengan cara ikut memikirkan permasalahan umat secara nyata, atau lebih bagus lagi ikut bermuhasabah terhadap penguasa negeri ini yang notabene sering kali mengeluarkan kebijakan yang aneh2, tidak islami dan tidak berpihak pada rakyat.
lalu saya buka www.detik.com. NU Bandung Bagi 1.000 Mawar, Jamaah Gereja Terharu. T_T. bukan bermaksud ikut2an, saya juga meneteskan air mata. bedanya, air mata saya adalah untuk menyesali kegiatan mawar-memawar tersebut. bukankah sebagai muslim, kita wajib berdakwah, wajib mensyiarkan islam ini kepada seluruh manusia? bukankah kebenaran islam itu adalah mutlaq? bukankah ideologi yang paling sempurna itu adalah islam? masihkah terbersit keraguan atas kebenaran ini? lalu untuk apa ? apa tujuan pemberian selamat natal dalam bentuk mawar itu?
semoga kedepan, NU juga menyoroti keutuhan organisasi, menyatakan satu sikap yang terpusat, menegakkan ISLAM ini dengan tangan, keringat, harta dan materi, bahkan kalau perlu nyawa. amin. Labels: Milis #khilafah |