Khilafah Fighters  

Laa 'Izzata illa bil Islam  
Walaa Islama illa bisy Syariah  
Walaa Syariata illa bid Daulah   Daulah Khilafah Rasyidah  





Locations of visitors to this page

Ada user online
Sunday, 24 December 2006

KHUTBAH IDUL ADHA 1427 H


سم الله الرحمن الرحيم

KHUTBAH IDUL ADHA 1427 H

BERKUBAN DEMI PERSATUAN
DAN KESATUAN UMAT ISLAM
DI BAWAH NAUNGAN KHILAFAH

اللهُ أكْبَرُ   × 9

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً، لاَ إِلَهَ إِلاًّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَ إِلَهَ إِلاًّ اللهُ اللهُ أكْبَرُ، الله أكبر وَللهِ الْحَمْدُ.

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَكَ نُصَلِّى وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ، نَرْجُوْ رَحْمَتَكَ وَنَخْشَى عَذَابَكَ إِنَّ عَذَابَكَ الْجِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحَقٌ. أَشْهَدُ ألاَّ إِلَهَ إِلاًّ أنْتَ وَحْدَكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ وأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ. اللهم صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى مَنْ سَنَّ بِقَوْلِهِ: «أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ حَرَامٌ عَلَيْكُمْ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا فِي شَهْرِكُمْ هَذَا فِي بَلَدِكُمْ هَذَا أَلاًَ كُلُّ شَيْءٍ مِنْ أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ تَحْتَ قَدَمَيَّ مَوْضُـوعٌ »، وَعَلىَ آلِهِ وَأصْحَابِهِ وَمَنْ وَالاَهُ..

أما بعد، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتَهِ كَمَا جَاءَ فِيْ قَوْلِهِ: ]أيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ وَاخْشَوْا يَوْمًا لاَ يَجْزِي وَالِدٌ عَنْ وَلَدِهِ وَلاَ مَوْلُودٌ هُوَ جَازٍ عَنْ وَالِدِهِ شَيْئًا إِنَّ وَعْدَ اللهِ حَقٌّ فَلاَ تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلاَ يَغُرَّنَّكُمْ بِاللهِ الْغَرُورُ [ ،

Allâhu Akbar 9X, Lâ ilâha illaLlâhu HuwaLlâhu Akbar, Allâhu Akbar WaliLlâhil hamd.

Ma'âsyiral Muslimîn RahimakumuLlâh,

Pagi ini umat Islam di seluruh dunia menyambut dan merayakan hari yang agung ini dengan alunan takbîr, tahmîd, tashbîh, dan tahlîl. Tak hanya hari ini, kalimat thayyibah itu akan terus menggema selama hari tasyrîq. Semua kalimat yang dilantunkan itu dapat menggugah kembali kesadaran kita akan status kita sebagai hamba Allah yang wajib mengabdi kepada-Nya. Maka marilah kita mengagungkan, memuliakan, dan membesarkan Asma Allah yang memelihara langit dan bumi serta segala isinya. Dan marilah kita mantapkan langkah untuk meniti jalan takwa.  

Saat ini jutaan umat Islam dari berbagai penjuru dunia juga sedang berkumpul di tanah suci memenuhi panggilan ilahi, menunaikan ibadah haji. Lautan manusia itu membuat panorama amat menakjubkan. Sekalipun mereka beraneka ragam suku, bangsa, bahasa, dan warna kulit, namun mereka berbaur, berpadu, dan menyatu dalam menjalankan syariat Allah SWT. Mereka seretak menyatakan kesediaannya untuk memenuhi panggilan Allah:

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ

Aku datang untuk penuhi panggilan-Mu ya Allah, Aku datang untuk penuhi panggilan-Mu, Aku datang untuk penuhi panggilan-Mu; tiada seukutu bagi-Mu, Aku datang untuk penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat dan kekuasaan hanya milik-Mu; tiada sekutu bagi-Mu.

Tak nampak ada perselisihan, percekcokan, dan permusuhan di antara mereka. Sebaliknya, segala atribut yang biasanya menjadi biang perpecahan dan percekcokan ditanggalkan. Warna pakaian yang mereka kenakan, aktivitas ibadah yang mereka kerjakan, dan lantunan kalimat yang mereka ucapkan benar-benar menunjukkan bahwa mereka adalah ummat yang satu. Ummat yang dipersatukan oleh akidah Islam. Sungguh, sebuah pemandangan yang membahagiakan hati orang-orang beriman, yang senantiasa merindukan persatuan dan kesatuan.

Sementara umat Islam di tempat lain, di seluruh dunia, juga tak mau ketinggalan. Sambil melantunkan takbir, mereka beramai-ramai mendatangi lapangan atau masjid, tempat shalat ied diselenggarakan. Ketika shalat berlangsung, mereka berjajar rapi menghadap kiblat yang sama dan bergerak serentak mengikuti komando seorang imam. Sambil bersimpuh mengagungkan Asma Allah, mereka menyimak uraian ayat-ayat-Nya yang disampaikan khathib. Usai shalat, dilanjutkan dengan penyembelihan dan pembagian hewan kurban. Di antara umat Islam yang mampu, menyisihkan sebagian hartanya untuk berkurban. Daging hewan kurban itu pun lantas dibagikan kepada masyarakat luas. Rangkaian peristiwa ini juga mengukuhkan, bahwa umat Islam adalah umat yang satu. Umat yang memiliki Rabb yang sama, Rasul yang sama, Kitab Suci yang sama, dan kiblat yang sama.

Allâhu Akbar 3X, WaliLlâhil hamd

Ma'âsyira al-Muslimîn Ra himakumullâh,

Sungguh amat disayangkan, persatuan yang diperlihatkan dalam ibadah haji dan hari raya 'Idul Adha ini justru kontras dengan realitas keseharian umat Islam saat ini. Persatuan umat Islam kini sedang terkoyak. Terlebih setelah runtuhnya Khilafah Islam di Turki, tepat pada tanggal 28 Rajab 1342 H, bertepatan dengan 3 Maret 1924 M, dan Barat pun berhasil meracuni umat dengan paham Nasionalisme, sehingga merobek persatuan dan kesatuan mereka.

Umat Islam yang sebelumnya bersatu padu dalam satu kepemimpinan Khilafah, kini terpecah belah menjadi lebih dari lima puluh negara kecil. Masing-masing sibuk dengan urusannya dan tidak peduli dengan nasib saudaranya di negara lain. Akibatnya, musuh-musuh mereka dengan mudah menghancurkannya, satu persatu.

Ketika Irak diserbu Amerika, tak ada satu pun negeri Muslim yang membantunya. Sebaliknya, sebagian negara di Timur Tengah justru menyediakan fasilitas pangkalan militer untuk tentara Amerika. Dari pangkalan itulah, AS dan sekutu-sekutunya leluasa menggempur Irak. Akibatnya, tak terhitung nyawa kaum Muslim menjadi korban; bekas ibukota Khilafah Abassiyyah itu pun porak-poranda oleh kebiadaban tentara AS dan sekutunya.

Nasib serupa juga menimpa Afghanistan. Ketika negara itu digempur AS dan sekutunya, umat Islam di seluruh dunia juga tidak bisa berbuat banyak. Justru sebaliknya, penguasa Pakistan menyerahkan daerahnya kepada AS untuk memudahkan negara Kafir penjajah itu membombardir Afghanistan. Sebagian umat Islam di Afghanistan pun berhasil ditipu untuk memuluskan jalan mereka menjajah negaranya.

Libanon; ketika negeri itu dihujani rudal-rudal Israel, negeri-negeri Muslim yang lain juga tak tergerak menolongnya. Sebagian malah sibuk mengecam Hizbullah yang dianggap memprovokasi Israel melakukan penyerangan. Bahkan, pemerintah Libanon sendiri pun tidak memberikan dukungan apapun terhadap Hizbullah. Jangan persenjataan dan logistik, dukungan moral pun tidak. Sungguh aneh memang.

Kasus Palestina bisa dijadikan contoh lain. Rakyat negeri itu terpaksa harus berjuang sendiri untuk menghadapi kebrutalan dan kebiadaban Israel yang didukung oleh seluruh kekuatan negara penjajah di dunia, termasuk PBB. Akibatnya, jangankan mengusir Israel dari negeri Muslim, sekadar menghentikan kebrutalan serdadu Israel saja tidak bisa. Sementara negara-negara Muslim lainnya, bukan saja tidak membantu, mereka justru berlomba memberikan pengakuan tentang keabsahan eksistensi Israel di bumi penuh berkah itu, lalu mengadakan hubungan diplomatik dan kerjasama   di berbagai bidang dengan negara zionis itu.

Potret buram persatuan umat Islam kian diperparah dengan pertikaian antar kelompok akibat perbedaan madzhab, partai, dan kepentingan. Akibatnya, mereka mudah diadu domba oleh musuh-musuhnya. Kasus pertikaian sesama Muslim di Irak, antara Syiah dan Sunni di Shadr City beberapa waktu lalu ---yang menewaskan ratusan nyawa kaum Muslim yang tak bersalah--- adalah gambaran betapa persatuan umat ini telah terkoyak.

Allâhu Akbar 3X, WaliLlâhil hamd

Ma'âsyira al-Muslimîn Ra himakumullâh,

Pertanyaan yang patut diajukan adalah, mengapa realitas mengenaskan seperti ini bisa terjadi?

Jika dikaji dengan cermat, semunya berpangkal pada sikap umat Islam sendiri yang telah mengabaikan   prinsip-prinsip penting dalam persatuan yang digariskan oleh Islam.

Pertama , dasar persatuan. Umat Islam saat ini telah diracuni oleh paham-paham yang menjadikan selain akidah Islam sebagai dasar persatuan dan kesatuan mereka, seperti paham kesukuan, kebangsaan, Patriotisme, dan sejenisnya. Padahal, paham-paham inilah yang telah menghancurkan persatuan umat Islam. Sebab, ketika kesamaan etnis, suku, bangsa, dan sejenisnya dijadikan dasar persatuan, loyalitas dan pembelaan terhadap bangsa akan mengalahkan loyalitas mereka terhadap Islam dan kaum Muslim.

Ini jelas merupakan penyimpangan terhadap ketentuan Islam, yang menggariskan akidah Islam sebagai dasar persatuan dan kesatuan mereka, sebagaimana firman Allah SWT:

إِنَّمَا الْمًؤْمِنُوْنَ إِخْوَةٌ

Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara (QS al-Hujurat [49]: 10).

Rasulullah saw bersabada:

الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يُسْلِمُهُ

Seorang muslim adalah saudara muslim yang lain, tidak boleh mendzaliminya dan tidak akan membiarkannya (dizhalimi) (Muttafaq 'alaih)

Dengan demikian, siapa pun yang berakidah Islam, tanpa memandang latar belakang; suku, bangsa dan bahasa adalah saudara. Sedemikian eratnya persatuan itu, hingga Rasulullah saw mengumpakan mereka laksana satu tubuh, yang jika ada salah satu organ yang sakit, seluruh tubuh ikut merasakan demam dan tidak bisa tidur (Hr. Muslim).

Sebaliknya, setiap paham yang menjadikan selain akidah Islam sebagai dasar persatuan dan kesatuan itu dinyatakan oleh Nabi sebagai muntinah (busuk), dan dengan keras dilarang oleh Rasulullah saw.:

لَيْسَ مِنَّا مَنْ دَعَا إِلَى عَصَبِيَّةٍ وَلَيْسَ مِنَّا مَنْ قَاتَلَ عَلَى عَصَبِيَّةٍ وَلَيْسَ مِنَّا مَنْ مَاتَ عَلَى عَصَبِيَّةٍ

Tidak termasuk golongan kami orang-orang yang berseru kepada ashabiyyah, yang berperang karena ashabiyyah, dan mati karena ashabiyyah (HR Abu Dawud).

Apabila umat Islam kembali menjadikan akidah mereka sebagai dasar persatuan dan kesatuan mereka, niscaya realitas menyedihkan seperti ini tidak akan terjadi. Sejarah telah membuktikan, akidah Islamlah yang mempertautkan hati suku Aus dan Khajraj di Madinah. Padahal, sebelumnya kedua suku itu saling bermusuhan berpuluh-puluh tahun. Akidah ini pula yang berhasil mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar. Kendati mereka berasal dari suku dan tanah air yang berbeda, namun mereka bisa bersatu. Ikatan akidah ini pula yang mempersatukan seluruh umat Islam di seluruh dunia selama berabad-abad hingga menjadi umat yang paling kuat dan disegani dalam sepanjang sejarah.

Allâhu Akbar 3X, WaliLlâhil hamd

Ma'âsyira al-Muslimîn Ra himakumullâh,

Kedua , manifestasi persatuan. Sebagaimana kita saksikan, umat Islam saat ini telah terpecah menjadi lebih dari lima puluh negara. Sekat-sekat nation state itu menghancurkan umat Islam sebagai satu entitas. Wujud persatuan dan persaudaraan Islam juga tidak bisa dimanifesatasikan secara riil dalam kehidupan mereka. Kalaupun masih tersisa, hanya sebatas dalam aktivitas ritual dan bersifat emosional.

Realitas ini juga merupakan pelanggaran terhadap ketentuan Islam. Sebab, Islam mewajibkan umatnya bersatu dalam satu payung kekuasaan, yakni Khilafah Islam. Umat Islam dilarang memiliki lebih dari satu negara. Rasulullah saw bersabda:

إِذَا بُويِعَ لِخَلِيفَتَيْنِ فَاقْتُلُوا الآخَرَ مِنْهُمَا

Apabila dibai'at dua orang Khalifah, maka bunuhlah yang terakhir dari keduanya" (HR Muslim).

Hadits ini secara tegas melarang dualisme kekuasaan dalam Khilafah. Jika itu terjadi, maka khalifah yang paling akhir dibaiat harus ditolak. Jika masih bersikukuh dan tidak mau berhenti, umat Islam dipersilakan menggunakan kekuatan senjata. Sikap tegas ini menunjukkan, haramnya membagi negara khilafah menjadi dua atau lebih.

Kesatuan dan keutuhan negara itu harus terus terus dijaga dan dipertahankan umat Islam hingga Hari Kiamat. Setiap upaya yang bisa memecah belah persatuan dan kesatuan umat dan negara harus dihancurkan. Pelakunya harus dihukum keras. Rasulullah saw juga bersabda:

وَمَنْ بَايَعَ إِمَامًا فَأَعْطَاهُ صَفْقَةَ يَدِهِ وَثَمَرَةَ قَلْبِهِ فَلْيُطِعْهُ إِنْ اسْتَطَاعَ فَإِنْ جَاءَ آخَرُ يُنَازِعُهُ فَاضْرِبُوا عُنُقَ الآخَرِ

Siapa saja yang telah membai'at seorang imam, lalu ia memberikan uluran tangan dan buah hatinya, hendaklah mentaatinya jika mampu. Apabila ada orang lain yang hendak merebutnya maka penggallah leher orang itu (HR Muslim dan Abu Daud).

Rasulullah saw juga bersabda:

مَنْ أَتَاكُمْ وَأَمْرُكُمْ جَمِيعٌ عَلَى رَجُلٍ وَاحِدٍ يُرِيدُ أَنْ يَشُقَّ عَصَاكُمْ أَوْ يُفَرِّقَ جَمَاعَتَكُمْ فَاقْتُلُوهُ

Siapa saja yang datang kepada kamu sekalian --- sedangkan urusan kalian berada di tangan seorang (Khalifah)--- kemudian dia hendak memecah-belah kesatuan jama'ah kalian, maka bunuhlah dia (HR Muslim dari Arfajah).

Dengan bersatunya umat Islam di bawah satu payung kekuasaan, maka umat Islam akan menjadi kuat sebagaimana yang pernah digambarkan oleh Rasulullah saw:

الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

Seorang Mukmin bagi Mukmin yang lain itu laksana bangunan yang masing-masing bagian akan menguatkan bagian lainnya (HR Ahmad, al-Tirmidzi, dan al-Nasa'i).

Sejarah juga telah membuktikan, selama 13 abad kaum Muslim menjadi umat yang kuat dan disegani musuh-musuhnya karena mereka berada dalam naungan Khilafah. Sebaliknya setelah Khilafah dibubarkan, umat Islam menjadi lemah dan mudah diperdaya oleh musuh-musuhnya.

Allâhu Akbar 3X, WaliLlâhil hamd

Ma'âsyira al-Muslimîn Ra himakumullâh,

Sirnanya persatuan umat dalam kehidupan nyata sebenarnya hanya merupakan salah satu akibat tidak adanya Khilafah. Masih banyak problem lain yang diakibatkan ketiadaan Khilafah.

Ketiadaan Khilafah itu juga telah mengakibatkan bercokolnya pemikiran dan hadhârah (peradaban), akhlak, dan gaya hidup Barat di tengah-tengah umat. Akidah Islam yang merupakan satu-satunya akidah yang shahih justru ditanggalkan oleh sebagian putra-putri kaum Muslim,  dan diganti dengan akidah Sekularisme dan ide-ide turunannya yang mendatang malapetaka bagi umat manusia.

Ketiadaan Khilafah juga mengakibatkan berbagai problem ekonomi. Kemiskinan yang melanda dunia Islam –--padahal negeri-negeri Islam menyimpan kekayaan melimpah--- adalah akibat diterapkannya sistem ekonomi Kapitalis. Para penguasa yang sangat korup dan membiarkan kekayaan negerinya dijarah dan dikuras oleh kaum Kafir penjajah, sembari memberikan sedikit untuk para antek dan kompradornya itu kian menambah parah persoalan.

Merosotnya moralitas, tingginya angka kriminalitas, dan merebaknya berbagai kemungkaran dan kemaksiatan adalah produk sistem Kufur yang melingkupi mereka. Jika ada Khilafah, semua itu tentu akan bisa dicegah. Khilafah akan membasmi kerusakan yang nampak di tengah-tengah masyarakat, memelihara akidah, serta akan mencegah seluruh penyimpangan, khurafat dan bid'ah yang merusak akidah. Lebih dari itu, Khilafah akan membentuk masyarakat yang dibangun dan diliputi keimanan.

Ketiadaan Khilafah nyata telah memuluskan negara-negara Kafir Barat untuk menancapkan cengkraman mereka terhadap kaum Muslimin, merampok kekayaan alamnya, menginjak-injak kehormatan Islam dan kaum Muslimin, bahkan mengusir dan membantai rakyatnya. Ironisnya justru semuanya itu dilakukan dengan bantuan kaum Muslim yang rela menjadi antek dan komprador mereka. Rasulullah saw bersabda:

إِنَّمَا الإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى

Sesungguhnya seorang imam (khalifah) adalah perisai. Di guinakan perang oleh orang yang ada di baliknya dan berlindung dengannya (HR Ahmad dan al-Nasa'i).

Demi Allah , berbagai problem yang yang sekarang mendera kaum Muslimin itu  tidak akan terjadi jika sistem Khilafah masih tegak. Karena, Khilafah bukan hanya sistem pemerintahan, tetapi juga berfungsi sebagai penjaga akidah, pelaksana syariah, penegak agama, pemersatu barisan kaum Muslimin, pemelihara negeri-negeri Islam, pengemban risalah,  dan pemimpin umat dalam berjihad fisabilillah ke seluruh dunia.

Allâhu Akbar 3X, WaliLlâhil hamd

Ma'âsyira al-Muslimîn Ra himakumullâh,

Khilafah adalah kepemimpinan umum (universal) bagi kaum Muslimin di seluruh dunia untuk melaksanakan syariat Islam dan mengemban dakwah Islam ke seluruh dunia.

Demi Allah , Islam telah mewajibkan umat ini untuk menegakkan Khilafah dan mengangkat seorang Khalifah. Rasulullah Saw bersabda:

مَنْ مَاتَ لَيْسَ فِي عُنُقِهِ بَيْعَةٌ مَاتَ مِيْتَةً جَاهِلِيَّة

Barang siapa mati, sementara di atas pundaknya tidak ada bai'at, maka matinya dalam keadaan jahiliyah.

Hadits ini mewajibkan adanya bai'at di setiap pundak kaum Muslim. Itu tentu hanya akan terjadi, jika ada seorang khalifah yang dibai'at. Sebab, baiat hanya diperuntukkan untuk khalifah. Tanpa khalifah, tidak akan ada baiat di pundak setiap kaum Muslim. Ancaman mati jahiliyyah bagi siapa pun yang hidup di saat tidak ada khilafah, menunjukkan bahwa adanya khalifah dan khilafah itu wajib bagi mereka. Kewajiban itu sedemikian besar, sehingga kematian siapa saja yang tidak melakukannya diserupakan seperti mati jahiliyah; mati dengan membawa dosa yang amat besar. Na'udzu billah.

Allâhu Akbar 3X, WaliLlâhil hamd

Ma'âsyira al-Muslimîn Ra himakumullâh,

Setiap hari raya 'Idul Adha, kita juga selalu diingatkan oleh peristiwa besar pengorbahan hamba Allah, yaitu Nabi Ibrahim as dan putranya, Ismail as. Keduanya telah membuktikan ketaatan dan kecintaannya kepada Allah Swt di atas segala-galanya. Keduanya dengan lapang dada menunaikan perintah-Nya, meski harus mengurbankan sesuatu yang paling dicintainya.

Sikap inilah yang harus kita teladani. Ketika Allah Swt dan Rasul-Nya mewajibkan tegaknya syariah dan khilafah, kita pun harus rela mengurbankan apa pun yang miliki untuk melaksanakan kewajiban itu. Allah Swt berfirman:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَجِيبُوا ِللهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan rasul apabila rasul menyeru kepada kamu untuk sesuatu yang memberi kehidupan kepada kamu (QS al-Anfal [8]: 24) .

Marilah kita segera bergegas dengan para pengemban dakwah yang mukhish untuk mengembalikan Khilafah. Sebab, menegakkan Khilafah merupakan tuntutan keimanan, yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Jangan sampai kita menemui ajal dalam keadaan jahiliyah. Na'ûdzu biLlâh min dzâlik.

Allâhu Akbar 3X, WaliLlâhil hamd

Ma'âsyira al-Muslimîn Ra himakumullâh,

Insya Allah, dengan izin Allah, Khilafah akan segera kembali dalam waktu dekat. Semua upaya yang dikerahkan oleh orang-orang Kafir dan antek-anteknya untuk menghalangi tegaknya Khilafah pasti akan gagal, dan digagalkan oleh Allah. Sebab, tegaknya Khilafah telah menjadi janji Allah dan Rasul-Nya. Allah Swt berfirman:

وَعَدَ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي اْلأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لاَ يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal shaleh, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah mejadikan orang-rang yang sebelum mereka berkuasa. Dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridlai-Nya untuk mereka. Dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukankan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. (TQS. An-Nuur [24]: 55).

Rasulullah saw juga menegaskan:

ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ

Kemudian akan datang khilafah yang mengkuti manhaj kenabian (HR Ahmad).

Selanjutnya, marilah kita tundukkan kepala kita dengan segala kerendahan hati, sambil menengadahkan tangan kita, untuk memanjatkan doa ke hadirat Allah SWT, Dzat Yang Mahakuasa, dan Mahaperkasa:

اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَ اَصْحَابِهِ وَمَنْ دَعَا إِلَى اللهِ بِدَعْوَةِ اْلإِسْلاَمِ وَمَنْ تَمَسَّكَ بِسُنَّةِ رَسُوْلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحسْاَنٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهُمْ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَاجْعَل فِي قُلُوْبِهِم الإِيْمَانَ وَالْحِكْمَةَ وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ رَسُوْلِكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ يُوْفُوْا بِعَهْدِكَ الَّذِي عَاهَدْتَهُمْ عَلَيْهِ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ إِلهَ الْحَقِّ وَاجْعَلْنَا مِنْهُمْ

Ya Allah, ampunilah kaum mukminin dan mukminat, muslimin dan muslimat, perbaikilah di antara mereka, lembutkanlah hati mereka dan jadikanlah hati mereka keimanan dan hikmah, kokohkanlah mereka atas agama Rasul-Mu saw, berikanlah mereka agar mampu menunaikan janji yang telah Engkau buat dengan mereka, menangkan mereka atas musuh-Mu dan musuh mereka, wahai Ilah yang hak jadikanlah kami termasuk dari mereka.

  اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنا دِيْنَنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِي فِيهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَناَ آخِرَتناَ الَّتِي فِيهَا مَعَادُنا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَناَ فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَناَ مِنْ كُلِّ شَرٍّ

Ya Allah, perbaikilah sikap keagamaan kami sebab agama adalah benteng urusan kami, perbaikilah dunia kami sebagai tempat penghidupan kami, perbaikilah akhirat kami sebagai tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan kami di dunia sebagai tambahan bagi setiap kebaikan. Jadikanlah kematian kami sebagai tempat istirahat bagi kami dari setiap keburukan.

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْتَعِيْنُكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ وَلاَ نَكْفُرُكَ وَنُؤْمِنُ بِكَ وَنَخْلَعَ مَنْ يَفْجُرُكَ، اَللَّهُمَّ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَكَ نُصَلِّى وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ نَرْجُوْ رَحْمَتَكَ وَنَخْشَى عَذَابَكَ إِنَّ عَذَابَكَ الْجِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحَقٌ، اَللَّهُمَّ عَذِّبِ الْكَفَرَةَ الذِّيْنَ يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ وَيُكَذِّبُوْنَ رُسُلَكَ وَيُقَاتِلُوْنَ أَوْلِيَاءَكَ. اَللَّهُمَّ اَهْزِمْهُمْ وَدَمِّرْهُمْ، وَمَزِّقْ جَمْعَهُمْ وَشَتِّتْ شَمْلَهُمْ، وَاجْعَلْ تَدْمِيْرَهُمْ فِيْ تَدْبِيْرِهِمْ، اَللَّهُمَّ اهْزِمْ جُيُوْشَ الْكُفَّارَ الْمُسْتَعْمِرِيْنَ، أَمْرِيْكَا وَبَرِيْطَانِيَا وَحُلَفَاءِهَا الْمَلْعُوْنِيْنَ.

Ya Allah, kami memohon pertolongan-Mu, meminta ampunan-Mu, sekali-kali kami tidak akan mengkufuri-Mu. Kami sepenuhnya iman kepada-Mu, dan berlepas diri dari siapapun yang durhaka kepada-Mu. Ya Allah, hanya kepada-Mulah kami mengabdi, beribadah dan sujud. Kepada-Mulah kami berlari dan menuju. Kami mendambakan rahmat-Mu, dan takut akan adzab-Mu. Sesungguhnya adzab-Mu yang sungguh-sungguh ditimpakan kepada kaum Kufar itu juga pasti akan ditimpakan kepada yang lain. Ya Allah, adzablah orang-orang Kafir yang telah menghalangi jalan-Mu, mendustakan para rasul-Mu, dan membunuhi para pembela-Mu. Ya Allah, kalahkanlah mereka, hancurkanlah mereka, cerai-beraikanlah persatuan mereka, dan porak-porandakanlah kesatuan mereka. Jadikanlah rencana jahat mereka itu sebagai pembawa kehancuran mereka. Ya Allah, kalahkanlah pasukan kaum Kufar penjajah, Amerika, Inggeris dan sekutu mereka yang terlaknat.

اَللَّهُمَّ مَلِكَ الْمُلْكِ تُعْطِيْ الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ، وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ، وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ، بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ دَوْلَةَ الْخِلاَفَةَ الرَّاشِدَةَ عَلَى مِنْهَاجِ نَبِيِّكَ، تُعِزُّ بِهَا دِيْنَكَ وَتُذِلُّ بِهَا الْكُفْرَ وَطُغْيَانَهُ. اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا وَانْصُرْ إِخْوَانَنَا وَانْصُرْ مَنْ يُنْصُرُنَا وَاجْعَلْنَا وَإِيَّاهُمْ مِنَ الْعَامِلِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ ِلإِقَامَةِ شَرِيْعَتِكَ العُظْمَى وَالْخِلاَفَةِ الرَّاشِدَةِ عَلَى مِنْهَاجِ نَبِيِّكَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَيَاخَيْرَ النَّاصِرِيْنَ.

Ya Allah, Maha Raja diraja, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa saja yang Engkau kehendaki, Engkau ambil kekuasaan dari siapapun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapasaja yang Engkau kehendaki, dan Engkau hinadinakan siapa saja yang Engkau kehendaki. Di dalam genggaman-Mu lah seluruh kebaikan. Karena Engkaulah Dzat yang Maha Kuasa atas segalanya. Ya Allah, kami memohon kepada-Mu negara Khilafah Rasyidah yang mengikuti sunnah Nabi-Mu. Dengannya Engkau muliakan agama-Mu, dan Engkau hinakan kekufuran dan seluruh anteknya. Ya Allah, tolonglah kami; tolonglah saudara-saudara kami; tolonglah siapasaja yang menolong kami. Jadikanlah kami dan mereka sebagai para pejuang yang ikhlas untuk menegakkan syariah-Mu, dan Khilafah Rasyidah yang mengikuti sunnah Nabi-Mu. Dengan rahmat-Mu, duhai Dzat yang Maha Pengasih, duhai Sebaik-baik Penolong.

Labels:

posted by Arief @ 21:38  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
Arief Rachmansyah
Kota Malang


cmplt prfl