Friday, 31 August 2007 |
|
|
Khilafah will save Palestine!
|
|
|
|
Dubes Palestina: Sistem Khilafah Bisa Selamatkan Palestina
Dutabesar Palestina untuk Indonesia Fariz Nave Mahdawi menyatakan, Masjid Al-Aqsha dan Al-Quds yang berada di bumi Palestina bisa diselamatkan jika kaum Muslimin dipimpin oleh sebuah kekhilafahan. Mahdawi mengungkapkan hal tersebut dalam seminar sehari bertema "Kebangkitan Umat Islam dan Kehancuran Zionis Israel" di Jakarta hari ini, Kamis (30/8) yang diselenggarakan oleh Jamaah Muslimin (Hizbullah).
Mahdawi menyatakan, Palestina mengalami masa kejayaan pada masa khalifah Umar bin Khattab. Keruntuhan Palestina mulai terjadi ketika Zionis atas nama Perang Salib menjajah Palestina. Padahal akhirnya, kaum Zionis itu juga memerangi kaum Nasrani yang ada di Palestina.
Zionis berhasil merampas tanah Palestina lewat tangan pemerintah Inggris dengan Perjanjian Balfournya, yang merancang keberadaan tanah Palestina untuk berdirinya negara Israel.
"Kami orang-orang Palestina ditipu oleh intervensi Inggris yang menyerahkan Palestina pada Israel. Hingga orang-orang Yahudi eksodus besar-besaran ke Palestina, " kata Mahdawi.
Ia mengatakan, bukan tidak mungkin khalifah yang akan membebaskan Masjid al-Aqsha dan tanah Palestina dari cengkeraman Zionis Israel adalah khalifah dari luar Palestina. Seperti yang dilakukan Shalahuddin al-Ayyubi yang berasal dari suku Kurdi di Irak, yang membebaskan Masjid al-Aqsha dan wilayah Palestina dari penjajahan para Salibis.
*eramuslim
~~~~
Yes, brother and sister, khilafah will extinguish every enemy of Islam. There will be no tears, blood flood in every moslem land. Al-Quds, Sebrenica, Chechnya, Kosovo, Moro, Ambon, Afganistan, Iraq. Every moslem land Unite under khilafah.
Khilafah will conquer every land in the world. Paris, Berlin, Praha, Moskwa, Newcastle, Washington, Buenos Aires, Tokyo. Khilafah liberate humanbeing from every satanic rule, capitalism ideology. |
posted by Arief @ 22:48 |
|
1 Comments: |
-
@Arief... mang Islam penjajah?
|
|
<< Home |
|
|
|
@Arief... mang Islam penjajah?